Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melaju di tengah optimisme laporan laba emiten pada sesi I perdagangan, Jumat (3/2). Mengacu data RTI, indeks naik 0,16% atau 8,673 poin ke level 5.362,386 pukul 11.30 WIB.
Volume perdagangan 8,89 miliar dengan nilai transaksi Rp 3,09 triliun. Tercatat 151 saham bergerak naik, 116 saham bergerak turun, dan 114 saham stagnan.
Tujuh dari 10 indeks sektoral menopang penguatan IHSG. Sektor konstruksi paling tinggi penguatan 0,84%. Sedangkan, pertambangan paling dalam penurunannya 0,62%.
Investor asing yang mengambil posisi beli turut mendukung laju IHSG. Pada sesi I ini, net buy asing Rp 143,050 miliar
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT PP (Persero) Tbk (PTPP) naik 2,78% ke Rp 3.700, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 2,15% ke Rp 1.900, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 1,77% ke Rp 575.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,82% ke Rp 2.760, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun 0,97% ke Rp 15.350, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 0,83% ke Rp 5.975.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa laporan keuangan emiten di dalam negeri diestimasi positif menjadi salah satu faktor yang masih menopang pergerakan IHSG.
"Sentimen itu mendorong pelaku pasar melakukan akumulasi sehingga menjaga performa IHSG untuk melanjutkan kenaikan," katanya dikutip dari Antara.
Ia menambahkan fluktuasi mata uang rupiah yang relatif stabil juga turut menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar saham. Namun, perlu diwaspadai pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang bergerak melemah.
"Laju bursa saham Asia yang negatif dapat menghambat kenaikan IHSG," katanya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan investor asing yang masih melakukan aksi beli juga turut menopang IHSG. Aksi beli asing diharapkan dapat membuka potensi IHSG untuk melanjutkan kenaikan lebih tinggi.
Ia menambahkan bahwa rencana BEI untuk mengubah mekanisme transaksi perdagangan saham pada sesi pra-penutupan juga dinilai sangat tepat guna menjaga transparansi dan efisien.