Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
Hanya saja, semakin banyaknya pilihan iklan sekarang ini juga jadi tantangan bagi emiten media. Seperti yang diketahui, di era digital saat ini layanan iklan kian menjamur, mulai dari iklan di social media melalui KOL maupun via social media seperti Youtube, Facebook, dan Instagram.
Bernard melihat, brand besar masih tetap akan melakukan spending iklan besar secara konvensional di televisi melalui emiten media. Akan tetapi yang menjadi catatan, emiten media pun kini telah banyak bertransformasi seperti MNCN yang terus mengembangkan newsportal-nya.
Selain itu, sambungnya, MNCN juga melakukan penambahan revenue stream dari iklan di aplikasi RCTI+ maupun dari adsense Youtube group MNC yang terbesar di Indonesia dalam hal jumlah subscriber maupun watch time dibanding emiten media lainnya.
Baca Juga: IHSG melemah 0,09% ke 5.959 pada Selasa (27/4), asing lepas TLKM, BSIM, BBRI
Bernard memprediksikan emiten media memiliki potensi untuk bisa meraih pertumbuhan pendapatan double digit di tahun ini. Hal ini sejalan dengan adanya adanya peningkatan belanja iklan dari brand pasca tahun 2020 yang sebelumnya banyak mengurangi belanja iklan.
“Peningkatan tersebut juga didorong oleh diversifikasi revenue stream melalui iklan di platform online seperti adsense di Youtube maupun biaya iklan di news portal dan pembuatan aplikasi yang bisa dipasang iklan,” tambahnya.
Sucor Sekuritas memberikan rekomendasi buy untuk saham MNCN dengan target harga Rp 1.400 per saham, buy saham SCMA dengan target harga Rp 1.800, dan buy MARI dengan target harga Rp 410 per saham.
Selanjutnya: ASII, EXCL, hingga ADRO akan tebar dividen, mana yang paling menarik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News