kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI Prediksi Lebih dari 1.000 Emiten Melantai di Bursa hingga 2026


Minggu, 27 November 2022 / 19:57 WIB
BEI Prediksi Lebih dari 1.000 Emiten Melantai di Bursa hingga 2026
BEI Prediksi Lebih dari 1.000 Emiten Melantai di Bursa hingga 2026


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar menjaring emiten baru lewat Initial Public Offering (IPO). Dengan rata-rata 50 aksi IPO per tahun, jumlah saham yang melantai di BEI ditaksir bakal tembus lebih dari 1.000 emiten pada tahun 2026.

Proyeksi itu disampaikan Direktur Utama BEI, Iman Rachman. Dia membeberkan, pertumbuhan emiten baru di Indonesia menjadi yang tertinggi dibandingkan bursa Asia Tenggara lainnya.

Sejak 2018, jumlah IPO selalu di atas 50 perusahaan setiap tahun. Sepanjang  2022, sudah ada 54 tambahan emiten baru. Sehingga, saat ini tercatat ada 820 emiten yang melantai BEI.

"Jadi kalau asumsi ada 50 emien baru, Insha Allah 2026 ada lebih dari 1.000 perusahaan tercatat di BEI," ujar Iman dalam Workshop Media Pasar Modal 2022, Jum'at (25/11).

Baca Juga: Simak Empat Capaian dari Mitratel (MTEL) Usai Setahun Melantai di BEI

Jumlah emiten Indonesia saat ini hanya kalah dari bursa Malaysia dengan perusahaan tercatat sebanyak 967 emiten. Namun, Iman mengungkapkan laju pertumbuhan tahunan emiten baru Indonesia jauh lebih tinggi.

Sebagai perbandingan, penambahan rata-rata emiten baru di Malaysia hanya 6,9%. Sedangkan Indonesia mencapai 43,1%.

"Sebagian perusahaan yang listing di Malaysia adalah Grup. Sementara kita banyak potensi, dari grup konglomerat maupun anak perusahaan BUMN," imbuh Iman.

Jumlah perusahaan yang IPO tahun ini pun akan melampaui target. Sebelumnya, BEI memproyeksikan ada tambahan 55 emiten baru sepanjang 2022. Di luar 54 emiten baru, saat ini masih ada tambahan 4 calon emiten yang antre IPO.

Sehingga, jumlah emiten baru hingga akhir tahun 2022 ditaksir akan mencapai 58-60 perusahaan. Iman membeberkan, saat ini BEI juga sudah mengantongi 43 calon emiten yang antre di daftar pipeline.

Baca Juga: Bidik Dana Segar Rp 422 Miliar, Venteny Fortuna Siap Gelar IPO

Melihat pipeline tersebut, BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang menggelar IPO pada tahun depan. 

"Jadi pipeline itu akan carry forward ke tahun depan. Termasuk beberapa anak BUMN yang sedang book building, tentu saja ada kerahasiaan, saya belum bisa sebut nama," ungkap Iman.

Iman menambahkan, BEI juga memfasilitasi IPO perusahaan rintisan (startup) lewat IPO Incubation Program alias IDX Incubator. Saat ini, sudah ada 65 perusahaan yang tergabung dalam IDX Incubator.

Baca Juga: Ada Investor yang Jual 7,52 Persen Saham PDPP, Banderolnya Jauh di Atas Harga IPO

Menurut Iman, sudah ada 6 startup yang menggelar IPO. "Kami terus mencari perusahaan yang akan dikembangkan. Ada lokasi di Jakarta, Surabaya dan Bandung untuk melakukan inkubasi, membantu perusahaan untuk siap IPO," imbuh Iman.

Tak hanya IPO, BEI juga akan menggenjot market deepening dengan  produk-produk baru yang diperdagangkan di pasar. Sebagai contoh, Iman menyebut bahwa waran terstruktur yang telah diluncurkan pada 19 September 2022 mendapatkan sambutan positif dari pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×