kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI pertanyakan nasib restrukturisasi utang BRAU


Rabu, 04 Mei 2016 / 21:38 WIB
BEI pertanyakan nasib restrukturisasi utang BRAU


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan mengenai kelanjutan proses restrukturisasi utang PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Perusahaan batubara yang kini dimiliki oleh Sinarmas Grup itu masih belum juga memperoleh kesepakatan dari para pemegang obligasi (bond holder).

Direktur BRAU, Edy Santoso dalam surat jawaban ke BEI menjelaskan, beberapa waktu lalu, BRAU sudah melakukan penawaran tender untuk pembelian kembali dua surat utang (notes) perseroan yang bernilai US$ 950 juta.

Jumlah notes yang dibeli kembali mencapai US$ 150,12 juta. Jumlah itu terdiri dari notes tahun 2015 sebesar US$ 91,95 juta dan notes tahun 2017 sebesar US$ 58,17 juta. Sehingga, saat ini total outstanding obligasi perseroan yang masih harus dibayar mencapai US$ 799,87 juta.

Saat ini, BRAU masih melakukan negosiasi restrukturisasi utang dengan komite bond holder. Edy menjelaskan, proses restrukturisasi utang itu masih dalam tahap pertemuan antara kedua belah pihak. "Ada beberapa critical point yang masih dalam proses negosiasi. Diharapkan sebelum akhir tahun dapat dicapai kesepakatan," ujarnya, Rabu (4/5).

Sayang, BRAU masih belum bisa membeberkan mekanisme pembayaran utang dan syarat dalam restrukturisasi itu lantaran belum ada kesepakatan. Saat ini, BRAU masih membukukan kerugian dan ekuitas negatif karena beban dan pembayaran bunga notes. Makanya, restrukturisasi ini bakal menjadi poin penting kelangsungan usaha BRAU.

Tahun lalu, PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) sempat berencana memberikan injeksi pinjaman senilai US$ 150 juta ke induk BRAU, Asia Coal Energy Ventures (ACE). Pinjaman itu akan diberikan ke ACE sebagai bagian restrukturisasi obligasi BRAU.

Namun, pinjaman SMMA ke BRAU tersebut dibatalkan. Pasalnya, ada gugatan dari Raiffeisen Bank International AG (RBI). RBI mengajukan gugatan ke pengadilan di British Virgin Islands dalam upaya melikuidasi ACE yang mengempit 85% saham di BRAU. Hal ini karena ACE dianggap mengingkari pembelian pinjaman sebesar US$ 120 juta yang diteken pada Mei lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×