Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham dan waran PT Singaraja Putra Tbk (SINI) dan SINI-W pada perdagangan hari ini. Penghentian ini dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham Singaraja Putra, dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk menghentikan sementara perdagangan saham dan waran SINI pada 12 Desember 2019," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Rabu (11/12).
Cooling down ini bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi saham dan waran seri I Singaraja Putra.
Baca Juga: Baru Melantai di Bursa, Yuk Simak Agenda Bisnis Singaraja Putra (SINI)
Pada perdagangan kemarin, harga saham SINI melesat 25% ke Rp 1.200 per saham. Ini adalah harga tertinggi saham Singaraja Putra sejak pencatatan saham perdana pada 8 November 2019 lalu. Harga saham emiten hotel dan perkayuan ini naik 1.011% dari harga IPO yang hanya Rp 108 per saham dalam sebulan lebih.
Selain menjalankan usaha bisnis hotel yang beroperasi pada tahun 2006, Singaraja Putra pun memiliki anak usaha yang bergerak di bidang perdagangan dan industri pengolahan kayu berorientasi ekspor.
Pada 2018, SINI mencatatkan pertumbuhan signifikan. Pemicunya adalah akuisisi 54% saham sebuah perusahaan perdagangan dan pengolahan kayu, PT Interkayu Nusantara (IKN). Kendati memulainya sebagai bisnis penginapan, sumber pendapatan terbesar SINI adalah anak usahanya. Sebagai gambaran, pendapatan bisnis kayu mencapai Rp 109 miliar per Mei 2019 lalu, 99,5% dari total pendapatan perusahaan.
Baca Juga: Singaraja Putra (SINI) memperkuat bisnis penginapan non-bintang
Pada akhir tahun ini, Singaraja membidik target pendapatan hingga Rp 246 miliar. Adapun hingga kuartal III lalu, perusahaan ini sudah merealisasikan 76% dari target yang dibidik. Singaraja Putra menargetkan laba bersih Rp 4 miliar hingga tutup tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News