Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah berhasil memenuhi target pencapaian emiten baru di 2011, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencanangkan target serupa di 2012. "Targetnya, tahun depan akan ada 25 perusahaan yang listing," kata Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta.
Menurut Ito, saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang menyatakan akan melantai di BEI pada 2012 mendatang. Dalam catatan KONTAN, paling tidak sudah ada beberapa nama seperti PT Toba Bara Sejahtra, PT Prima Layanan Nasional Enjinering, PT Cipaganti Citra Graha, PT Steel Pipe Indonesia (Spindo), PT Krakatau Wajatama, dan tak ketinggalan perusahaan BUMN PT Semen Baturaja yang mencanangkan akan go public tahun depan.
PT Toba Bara Sejahtra dikabarkan akan meraup dana segar mencapai US$ 400 juta dalam gelaran initial public offering tersebut. "Toba Bara Sejahtra berencana IPO pada April dan Mei mendatang. Hal itu sudah telat lima bulan dari target awal yang tahun in," kata pendiri Toba Sejahtra Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta. Toba Bara sendiri sudah menggaet Citi Bank Securities, Mandiri Sekuritas, Morgan Stanley dan CSLA sebagai underwriter.
Sementara, PT PLN Enjinering berharap dapat menawarkan 20% sahamnya dengan target dana sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar. Anak usaha PT PLN ini pun sudah menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi.
Sedangkan untuk PT Cipaganti Citra Graha berniat melepas sekitar 35% dari total saham yang dicatatkan. Target dana yang perseroan incar sebesar Rp 750 miliar. Menurut Chief Operation Officer (COO) Cipaganti Grup, Mulyadi, pelaksanaan IPO dijadwalkan pada semester I 2012. Perusahaan pun telah menunjuk PT Batavia Prosperindo Sekuritas sebagai penjamin emisi (underwriter) pada IPO tersebut.
"Rencananya memang akan digelar pada 2012. Mungkin di semester II," kata Direktur Utama PT Makinta Securities, Made Windi Wijaya di Jakarta, Rabu (30/11). Kabarnya Spindo sendiri telah memilih Makinta sebagai penjamin emisi di hajatan tersebut. Namun karena target dana yang besar ingin di raih perusahaan tersebut, membuat Makinta akan menggandeng sekuritas lain menjadi underwriter.
PT Steel Pipe Indonesia (Spindo) pun menargetkan dapat melakukan listing pada semeter II 2012. Direktur Spindo Soediarto Soerjoprahono menyebutkan, jika perusahaannya memang berniat mencari dana segar antara Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Sister company dari PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) ini telah menunjuk Makinta Securities sebagai underwriter.
Untuk PT Semen Baturaja, perusahaan akan melepas sebanyak-banyaknya 30% saham ke publik dan berharap mendapatkan dana sekitar Rp 1 triliun. Dana itu akan dipakai sebagai tambahan dana investasi pembangunan pabrik berkapasitas 1,5 juta ton per tahun senilai total sebesar Rp 2,3 triliun. "Sebagian besar juga rencananya akan didanai dari pinjaman perbankan, kami sudah ada pembicaraan dengan bank lokal," kata Corporate Secretary Semen Baturaja Zulkifri Subli. Perusahaan BUMN ini menargetkan dapat go public pada akhir 2012.
Dan untuk PT Krakatau Wajatama pun ditargetkan akan segera menggelar IPO pada semester II mendatang. Anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) malah berniat listing ditanggal yang sama seperti induknya tersebut.
Targetkan kenaikan nilai transaksi harian
Sebenarnya, ada beberapa perusahaan lagi yang sudah dipastikan melantai diawal 2012 mendatang yaitu Minna Padi Investama dan Asuransi Mitra Maparya. Kedua perusahaan ini tengah menunggu ijin praefektif yang akan dikeluarkan Bapepam-LK di akhir Desember ini.
Lebih lanjut, Ito menyebut jika BEI menginginkan target rata-rata nilai transaksi harian saham tahun depan mencapai Rp 5,8 triliun. Hal tersebut sudah disepakati dalam RKAT 2012 dengan total jam perdangangan 246 hari.
Disisi lain, untuk 2012 mendatang, BEI juga membidik 50 emiten pencatatan tambahan (rights issue dan saham bonus), 42 obligasi korporasi, dan 46 obligasi negara. Selain itu, indikator pertumbuhan ekonomi berada di level 6,5%, dengan inflasi 6-7%. Suku bunga SBI 1 bulan 6,75-7,25%, dan suku bunga deposito rupiah 7,25%, dengan kurs rupiah Rp 8.800 per dollar AS, return investasi jangka pendek 13%.
"Selanjutnya rata-rata volume transaksi harian SBN melalui Centralized Trading Platform Value Added Service diproyeksi mencapai Rp 4,19 miliar dan rata-rata transaksi obligasi korporasi mencapau Rp 2,29 miliar," pungka Ito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News