kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,48   -1,25   -0.14%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI masih prioritaskan kajian relaksasi batas minimum harga saham


Selasa, 26 Februari 2019 / 13:04 WIB
BEI masih prioritaskan kajian relaksasi batas minimum harga saham


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah jumlah saham dalam satuan lot saham tampaknya tidak akan terlaksana dalam waktu dekat. Pasalnya BEI tahun ini masih memprioritaskan kajian terkait dengan rencana relaksasi batas harga minimum saham agar tetap bisa ditransaksikan.

Sehingga nantinya saham-saham tersebut tidak dihentikan transaksinya walaupun harganya sudah menyentuh batas harga minimum Rp 50 per saham.

Sebagai informasi, perubahan jumlah saham dalam satuan lot ini merupakan salah satu rencana jajaran Direksi BEI sejak awal mereka menduduki jabatan tersebut pada Juni tahun lalu.

Saat itu, mereka membuka peluang menurunkan jumlah saham dalam hitungan satu lot, dari 100 saham menjadi 50-20 saham. Tujuannya tentu untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat agar nantinya jumlah investor bisa semakin meningkat.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan rencana relaksasi batas harga minimum saham punya kemungkinan besar terealisasi dibandingkan dengan rencana perubahan satuan lot saham. Karena saham yang harganya di bawah Rp 50 ternyata masih diminati di luar bursa alias di pasar negosiasi.

“Ya sekarang begini saja, itu jadi prioritas karena saham yang harganya di bawah Rp 50 tidak ada transaksi yang terjadi kan di bursa, tapi adanya di pasar negosiasi, kenapa tidak dibuka saja kalau memang begitu, Rp 50 per saham saat ini itu nggak ada bid atau offer,” kata dia ketika ditemui di Gedung BEI, Jakarta Selasa (26/2).

Terkait dengan rencana relaksasi batas harga minimum saham, Inarno bilang bahwa sangat mungkin nantinya akan ditetapkan di harga Rp 1 per saham. Tapi, untuk mengimplementasikan rencana tersebut diperlukan pula perubahan aturan lain seperti mekanisme penolakan otomatis atau auto reject oleh Jakarta Automated Trading Sistem (JATS).

“Auto rejection-nya berapa persen nantinya akan kita kaji, agar secepatnya relaksasi batas harga minimum saham ini bisa diimplementasikan,” ujarnya demikian.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan bahwa rencana perubahan satuan lot saham saat ini belum menjadi prioritas BEI pada tahun ini.

Karena hingga kini BEI tidak menemukan masalah dengan satuan lot saat ini yang jumlahnya terdiri dari 100 saham.

“Masih dalam kajian, kita lihat nanti bagaimana timing-nya juga, dengan satuan saat ini investor tidak ada isu apapun kok, saat ini prioritas masih kajian relaksasi batas harga minimum,” ungkap dia.

Lebih lanjut relaksasi batas harga minimum ini menjadi pertimbangan BEI lantaran investor pemegang saham berharga Rp 50 tersebut tidak dapat melepas sahamnya di bursa.

Hal tersebut tentunya membuat investor harus melepas sahamnya di pasar negosiasi yang notabene tidak mudah dilakukan karena harus mencari lawan transaksinya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×