Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengkaji indeks baru berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan mengombinasikan tema syariah.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia Irwan Abdalloh menuturkan indeks ESG dengan kombinasi syariah masih dalam antrian kajian.
"Tahun ini energi pengembanan produk difokuskan untuk bursa karbon sehingga prioritasnya agak bergeser," jelas Irwan kepada Kontan.co.id, Selasa (24/10).
BEI belum bisa memastikan kapan indeks anyar itu akan meluncurkan. Namun yang pasti indeks syariah ESG itu tidak akan dirilis pada 2023 ini.
Baca Juga: ADRO, BUMI, BRMS, dan MAPA Masuk Indeks FTSE Global Equity Shariah
Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia mengatakan indeks syariah ESG belum bisa diluncurkan pada tahun ini dan masih menunggu kondisi pasar.
"Belum kami luncurkan tahun ini. Peluncurannya masih melihat kondisi pasar," kata Jeffrey.
Indeks anyar akan menjadi satu-satunya indeks yang mengombinasikan saham yang menerapkan ESG dan masuk dalam kategori syariah di bursa saham Indonesia.
Indeks syariah ESG itu diharapkan dapat menjadi sentimen baru bagi pasar modal syariah. BEI terus berupaya untuk menjadi konsep yang sesuai dengan karakter pasar Indonesia.
BEI punya lima indeks syariah, yakni Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), IDX-MES BUMN 17, dan IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW).
Kemudian BEI juga punya lima indeks berbasis ESG. Ada indeks ESG Leaders, ESG Sector Leaders, IDX Kehati, ESG Quality 45 IDX Kehati, SRI-KEHATI dan LQ45 Low Carbon Leaders.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News