kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

BEI masih menantikan penjelasan manajemen DKFT


Jumat, 21 Februari 2014 / 17:36 WIB
BEI masih menantikan penjelasan manajemen DKFT
ILUSTRASI. Pahami 4 Penyebab Muculnya Ketombe, Apa Saja?


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menerima surat penjelasan dari manajemen PT Central Omega Resources Tbk (DKFT). Oleh karena itu, wasit pasar saham ini belum melepas suspensi saham perusahaan tambang tersebut.

"Kami masih menunggu jawaban mereka (manajemen DKFT), kami ingin tahu going concern setelah pemecatan yang dilakukan," ujar Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Jumat (21/2).

Otoritas bursa telah memberhentikan sementara perdagangan saham DKFT sejak Rabu (19/2). Hal ini lantaran penjelasan manajemen DKFT di Harian Kontan hari Rabu, (19/2), berjudul "DKFT dan Harita Pecat Ribuan Karyawan”. 

Dalam berita tersebut, Presiden Direktur DKFT, Kiki Hamidjaja, mengatakan, sejak larangan ekspor mineral mentah diberlakukan, operasi produksi tambang nikel milik DKFT di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dan Morowali, Sulawesi Tengah dihentikan. Akibatnya, sekitar 2.000 pekerja pekerja DKFT maupun pekerja dari kontraktor jasa pertambangan DKFT dipecat mengatakan ada 2.000

Namun, kemudian, Johanes Supriadi, Sekretaris Perusahaan DKFT mengatakan, kegiatan operasional perseroan tetap jalan. Perseroan masih memiliki Citra Sindo Utama (CSU) , tambang bijih besi yang baru saja diakuisisi. 

Manajemen pun optimistis masih bisa mencetak laba tahun ini, walaupun lebih kecil dibanding tahun 2013. Laba bersih tahun ini diperkirakan sebesar Rp 115,87 miliar atau merosot 66,3%. Adapun, pendapatan turun dari Rp 859 miliar menjadi Rp 370,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×