kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.769   -9,00   -0,06%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

BEI Kembali Bakal Kedatangan Emiten Minuman Beralkohol, Begini Kata Analis


Senin, 19 Desember 2022 / 20:42 WIB
BEI Kembali Bakal Kedatangan Emiten Minuman Beralkohol, Begini Kata Analis
ILUSTRASI. Minuman beralkohol Cap Tikus 1978 produksi PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali kedatangan pemain minuman beralkohol. Berdasarkan data E-IPO, ada dua perusahaan minuman beralkohol yang akan mencatatkan sahamnya, yakni PT Hatten Bali Tbk (WINE) dan PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER).

Sebagai informasi, BEER merupakan Produsen minuman beralkohol (minol) merek Cap Tikus 1978. Selain memproduksi minol Cap Tikus, Jobubu juga memproduksi Soju dengan merek dagang Daebak Soju dan Daebak Spark. Adapun BEER bermarkas di Desa Kapitu, Sulawesi Utara.

Lalu, WINE adalah sebuah perusahaan yang didirikan oleh Ida Bagus Rai Budarsa pada tahun 2000. Pada saat didirikan, perseroan baru membuat satu produk yaitu dengan merk 'ROSÉ' yang dibuat dari varietas anggur asli Bali, Alphonse Lavallée.

Saat ini, WINE memiliki beberapa varian wine yaitu Aga White, Sweet Alexandria, Aga Rosé, Aga Red, Sweet Syrah, Tunjung Brut Sparkling, Jepun Sparkling Rosé, Pino De Bali, Bali White, Bali Rosé , Bali Red dan lainnya.

Baca Juga: Tujuh Emiten Bersiap IPO, Begini Prospeknya Menurut Analis

Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro berpendapat bahwa prospek industri minuman beralkohol kedepannya akan bergantung pada kebijakan pemerintah. Selain itu juga dari perkembangan sektor pariwisata karena secara langsung sektor pariwisata menjadi distribusi penyaluran minum beralkohol tersebut.

Sebagai informasi, DPR juga masih mengkaji RUU larangan minuman beralkohol di Indonesia yang menuai pro dan kontra. 

"Jika RUU itu menjadi UU maka akan menjadi sentimen negatif yang menekan kinerja saham emiten minuman alkohol," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/12).

Meski demikian, lanjutnya, selama RUU minuman beralkohol belum jelas maka sentimen positif akan hadir seasonal seperti saat musim Natal dan tahun baru ini serta festival lain seperti Imlek.

"Selain itu gerak saham emiten minuman alkohol akan lebih sideways," jelasnya.

Sebelum BEER dan WINE, BEI juga telah memiliki dua emiten minuman beralkohol, yakni PT Multi Bintang Indonesia (MLBI) dan PT Delta Djakarta Tbk (DLTA). Berkaca dari pendahulunya, kinerja saham kedua emiten tersebut dalam tren turun.

Baca Juga: Kinerja Moncer, Simak Rekomendasi Saham ANTM, PTBA, TINS Berikut Ini

Memang, sejak awal tahun (YtD) saham MLBI tercatat naik 13,46%. Namun, dalam enam bulan terakhir harganya turun 7,81% dan Senin (19/12) harganya ditutup melemah 0,56% ke Rp 8.850.

Demikian halnya dengan DLTA, secara YtD harganya naik 0,53%. Hanya saja, enam bulan terakhir melemah 8,29% dan Senin (19/12) harganya ditutup melemah 0,27% ke Rp 3.760.

Nah, Nico berpandangan bahwa untuk kedua calon emiten masih bisa akan prospektif, tetapi jika memiliki keunikan diantara kompetitor sejenis yang sudah banyak beredar di publik. 

"Namun jika tidak punya faktor pembeda maka seiring waktu akan kalah dengan perusahaan pesaing yang sudah lama muncul di pasar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×