kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Tujuh Emiten Bersiap IPO, Begini Prospeknya Menurut Analis


Senin, 19 Desember 2022 / 19:36 WIB
Tujuh Emiten Bersiap IPO, Begini Prospeknya Menurut Analis
ILUSTRASI. Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal terus ramai kedatangan emiten baru. Setidaknya ada 7 emiten yang bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ketujuh emiten tersebut adalah PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER), PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT), PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE), PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL), PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) dan PT Hatten Bali Tbk (WINE).

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, banyak emiten yang melantai di BEI tahun ini karena pasar modal merupakan sumber dana atau permodalan alternatif selain perbankan. Dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang masih berlanjut berpotensi meningkatkan biaya bunga yang harus dibayar.

"Sehingga, alternatif pendanaan di pasar modal menjadi pilihan menarik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/12).

Baca Juga: Saham Sektor Teknologi Berpeluang Naik Lagi, Cek Kriteria Perusahaan yang Menarik

Terlebih secara historis, lanjutnya, sejak tahun 2008 sampai 2021 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 10,52%. Hal ini menunjukkan meski potensi volatilitas pasar modal di Indonesia tetap ada, tetapi dalam jangka panjang perkembangan pasar modal Indonesia tetap positif yang diindikasikan dari pergerakan IHSG.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menambahkan, banyaknya IPO karena emiten-emiten tersebut butuh dana untuk ekspansi bisnis pasca pandemi. Selain itu, momen akhir tahun yang terdapat window dressing.

"Dengan meningkatnya permintaan investor terhadap saham-saham domestik dimanfaatkan juga oleh para emiten untuk ikut mendapatkan dana tambahan melalui IPO," paparnya.

Dari tujuh emiten tersebut, Arjun melihat saham SUNI, BEER dan CBRE paling menarik. Menurutnya, sektor konsumen primer (consumer non-cyclical) itu tahan banting terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. "Menurut saya sektor ini ada potensi bagus tahun depan dan ini dukung juga oleh fundamental yang kuat untuk sektor ini," katanya.

Dengan begitu, ia memperkirakan kenaikan kinerja sektor ini tahun depan akan mendorong saham yang IPO dalam sektor ini. 

"Jadi menurut saya BEER menarik untuk dicermati," katanya.

Selain itu, Arjun juga optimis untuk SUNI. Berdasarkan prospektus, kinerja laporan keuangan perseroan kelihatan kuat dan SUNI bergerak di bidang energi, terutama di minyak dan gas alam. Apalagi, untuk komoditas masih prospektif di tahun depan, terutama sebelum kuartal I 2023.

Saham lainnya yang dinilai menarik ada CBRE. Sebab, berdasarkan laporan keuangan terakhir mereka berhasil mengubah kerugian menjadi laba bersih. Selain itu, ia melihat sektor transportasi dan logistik sangat prospektif karena perlambatan yang dialami sektor ini akibat Covid-19 sudah tidak berlaku.

Baca Juga: Produsen Minuman Cap Tikus, Jobubu Jarum (BEER) akan IPO, Bidik Dana hingga Rp 176 M

"Menurut saya potensi pemulihan untuk sektor ini dalam masa mendatang itu kondusif dengan pembukaan ekonomi global pasca pandemi," jelasnya.

Arjun juga melihat rencana penggunaan dana para emiten tersebut juga untuk ekspansi. Sehingga, ia menilai saham-saham tersebut kian menarik dicermati.

Di sisi lain, dari tujuh emiten tersebut terdapat dua emiten yang melaporkan penurunan kinerja keuangan, yakni CBPE dan SOUL. Arjun mengatakan, untuk prospek CBPE yang berasal dari sektor properti kurang baik lantaran sektor ini kurang kondusif akibat kondisi makro yang berada dalam tren kenaikan suku bunga.

Kemudian untuk SOUL, ia menilai, perusahaan tersebut menghadapi banyak tantangan khususnya terkait persaingan terhadap perusahaan air mineral yang sangat segmented di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×