Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus mendorong perusahaan-perusahaan di dalam negeri, baik swasta maupun BUMN agar go public alias melantai di BEI.
"Pasar modal menjadi salah satu alternatif pembiayaan bagi perusahaan. Dengan begitu, sektor riil bisa berkembang bersamaan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujar Presiden Direktur BEI Ito Warsito, Rabu, (16/2).
Menurut data BEI, tahun lalu jumlah dana yang dihimpun pasar modal melalui SUN sekitar Rp 150 triliun. Sekitar Rp 80 triliun dari penerbitan saham baru, baik melalui IPO, right issue, maupun penerbitan warrant. Hampir Rp 30 triliun terhimpun dari penerbitan obligasi korporasi. Hingga Februari 2011, tercatat ada 423 emiten di BEI dan kapitalisasi pasar Indonesia sudah melebihi Rp 3.000 triliun.
"Tahun ini merupakan saat yang tepat untuk penerbitan obligasi dan saham baru," ujar Ito.
Namun, Ito tak dapat menyebut kapan persisnya waktu yang tepat karena penentuan tersebut perlu perhitungan saksama.
"Secara realistis sulit diperkirakan timing yang tepat. Karena di dalam kurun setahun, di tengah-tengah selalu ada volatilitas. Oleh karena itu, persiapan IPO harus benar-benar matang. Minimal empat bulan," kata Ito.
Ito melanjutkan, BEI tahun ini menargetkan dua kelompok perusahaan agar go public. Pertama, kelompok BUMN. Kedua, perusahaan-perusahaan yang mengelola sumber daya alam Indonesia. Misalnya, sektor pertambangan, perkebunan, dan gas bumi.
"Kita sudah mendengar tahun ini Newmont merencanakan IPO. Kami berharap Freeport Indonesia juga mencatatkan sahamnya di BEI," kata Ito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News