Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah tinggal selangkah menerapkan percepatan settelement transaksi serah saham dari T+3 menjadi T+2. Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar transaksi hari pertama pada 28 November mendatang, berjalan mulus.
"Untuk T+2 sudah aman, hanya terkait dengan fasilitas lending dan borrowing memang menjadi tantangan tersendiri," kata Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Selasa (4/9).
Fasilitas lending dan borrowing atau pinjam-meminjam efek (PME) merupakan antisipasi terjadinya gagal serah terima saham. Fasilitas pinjam-meminjam saham ini diperkirakan akan ramai lantaran investor menghindari membayar tunai plus penalti. Pasalnya, nanti, pada transaksi 28 November, bursa akan mencatat settlement untuk dua hari, yaitu tanggal 23 November (T+3) dan 26 November (T+2).
Jika masalah lending and borrowing ini belum selesai, maka potensi gagal serah pada penyelesaian transaksi hari pertama bisa saja terkendala. Oleh karena itu, beberapa upaya preventif dilakukan oleh BEI terkait dengan rencana ini.
Laksono mengatakan, saat ini BEI sudah melakukan pembicaraan ke beberapa institusi yang besar dan dapat memberikan investasi yang dominan. Selain itu, BEI juga tengah melakukan pendekatan terhadap 10 pemegang saham pengendali dari beberapa emiten.
BEI sebelumya melakukan percepatan serah terima saham dengan tujuan meningkatkan transaksi harian di BEI. Asumsinya, akan ada kenaikan transaksi sampai 30% dibanding transaksi saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News