kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini Upaya Link Net (LINK) untuk Bertransformasi Menjadi FiberCo


Rabu, 14 Februari 2024 / 18:01 WIB
Begini Upaya Link Net (LINK) untuk Bertransformasi Menjadi FiberCo
ILUSTRASI. Emiten infrastruktur telekomunikasi, PT Link Net Tbk (LINK) tengah berupaya untuk bertransformasi menjadi FiberCo.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten infrastruktur telekomunikasi, PT Link Net Tbk (LINK) tengah berupaya untuk bertransformasi menjadi FiberCo. Pasalnya, ini merupakan mandat yang diberikan oleh Axiata Group Berhad. 

Direktur & Plt Chief Executive Officer Link Net Kanishka Wickrama mengatakan, Axiata akan memperkuat posisinya dalam peluang fix broadband (FBB) dan fix mobile convergence (FMC) di Indonesia. 

Caranya, dengan membangun home passed yang substansial oleh Link Net dan memberikan penawaran FMC kepada pelanggan melalui PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebagai ServeCo. 

Peran Link Net dalam membangun ekosistem Axiata di Indonesia diperlukan dalam membangun jaringan infrastruktur. Untuk mengakselerasi pembangunan fiber tentu LINK membutuhkan modal. 

"Di antara pelbagai sumber modal, Link Net mengajak investor untuk menjadi mitra dalam menangkap peluang pertumbuhan tersebut.," jelas Kanishka kepada Kontan belum lama ini. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham XL Axiata (EXCL) yang Bakal Terdorong Potensi Merger

Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Axiata Group Bhd. sedang mencari penasihat untuk melancarkan aksi penjualan bisnis fiber optik Link Net. Rencananya, LINK bakal memperoleh US$ 400 juta–US$ 500 juta. 

Namun wacana penjualan ini masih bersifat awal sehingga masih ada potensi untuk pengelola internet First Media ini untuk membatalkan bahkan tidak melanjutkan rencana divestasi saham tersebut. 

Merespon kabar tersebut, Kanishka bilang, pihaknya terus menyediakan informasi lebih lanjut apabila ada perkembangan dan disampaikan dengan peraturan pasar modal yang berlaku. 

Investment Analyst Stockbit Sekuritas Arvin Lienardi mengatakan jika wacana divestasi ini terwujud, maka akan menjadi katalis positif bagi valuasi Link Net. 

"Hal ini mengingat potensi penjualan sebesar Rp 7,8 T tersebut lebih tinggi 116% dibandingkan kapitalisasi pasar LINK saat ini di level Rp 3,6 triliun," jelas dia. 

Hingga akhir perdagangan Selasa (13/2), harga saham LINK ditutup menguat 2,83% menuju Rp 1.090 per saham. Meski demikian, LINK terpantau masih terkoreksi sebesar 17,72% secara year to date. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×