Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membidik pendapatan sebesar Rp 17,20 triliun sampai akhir tahun 2020. Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan, perusahaan ini memasang target laba sebesar Rp 122 miliar untuk tahun ini.
Mengintip laporan keuangan semester 1, PT PP Tbk membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 6,75 triliun atau turun 36,56% secara tahunan (yoy) dari semester I-2019 yang membukukan pendapatan Rp 10,64 triliun. Seiring dengan itu, PTPP mengantongi laba bersih sebesar Rp 15,95 miliar atau anjlok hingga 95,36% yoy dari perolehan semester satu tahun lalu yang sebesar Rp 343,72 miliar.
Selanjutnya, emiten konstruksi ini juga mengejar target perolehan kontrak anyar sebesar Rp 25,53 triliun hingga tutup tahun 2020. Di tengah kondisi pandemi Covid-19, PTPP terus mengembangkan strategi guna meningkatkan pertumbuhan kinerja. Adapun strategi defensif yang dilakukan oleh PTPP selama masa pandemi salah satunya melakukan divestasi.
Baca Juga: PTPP meraih kontrak anyar Rp 10,05 triliun sampai Juli 2020
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan, ada empat proyek yang bakal didivestasi oleh perusahaan tersebut. "Saat ini yang satu sudah selesai, yang kedua kami targetkan awal September sudah selesai. Dua lagi kami selesaikan di bulan Desember," kata Novel pada saat paparan publik, Kamis (27/8).
Adapun divestasi tersebut meliputi proyek tol Cisumdawu, proyek Pelabuhan multi purpose Kuala Tanjung, tol Pandaan-Malang, dan Tol Medan Kuala Namu-Tebing Tinggi.
Dari divestasi empat proyek tersebut, PTPP menargetkan perolehan dana sebesar Rp 1,6 triliun. Nantinya, perolehan dana tersebut akan digunakan untuk perbaikan keuangan perusahaan PTPP. "Kami juga melakukan investasi atau pekerjaan konstruksi di tempat yang memberikan kontribusi yang lebih baik lagi," tambah Novel.
Baca Juga: PTPP Mengincar Pendapatan Berulang dari Proyek Jalan Tol
Tak hanya melakukan divestasi, PTPP juga melakukan restrukturisasi hutang, reorganisasi perusahaan, customer focus, lebih hati-hati dalam menggunakan capex, serta menerapkan efisiensi.
"Sedangkan, strategi ofensif yang akan dilakukan bertahap setelah pandemi antara lain: ekspansi market, implementasi teknologi (IT), sinergi dengan BUMN, kolaborasi dengan investor asing, diversifikasi yang sejalan dengan core utama, dan transformasi business line," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News