Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang masih menekan bisnis ritel tak membuat PT Mitra Adiperkasa Tbk atau MAP Group patah arang. Buktinya, perusahaan yang memiliki jaringan ritel multi produk dengan kode emiten MAPI ini mampu mencatatkan kinerja keuangan yang moncer pada periode paruh pertama 2021.
Vice President Director Mitra Adiperkasa, V.P. Sharma mengungkapkan, untuk meraih potensi pendapatan kuartalan yang konsisten, MAP Group melancarkan sejumlah strategi.
Antara lain dengan memaksimalkan potensi ekosistem offline maupun online yang terintegrasi, termasuk penetrasi pasar di model bisnis ritel terpadu (unified retail) melalui MAP Club yang saat ini memiliki sekitar 4,3 juta anggota.
"Kami juga membangun landasan pertumbuhan jangka panjang melalui investasi pada merek baru, bisnis baru, dan pasar baru yang akan menambah kekuatan dan skala pendapatan di masa depan," jelas dia dalam paparan publik MAP Group, Kamis (19/8).
Bisnis MAP Group ditopang oleh 2.674 gerai ritel termasuk gerai online dan pihak ketiga. Jejaring ritel MAP Group berada 210 kota di empat negara yakni Indonesia, Vietnam, Thailand dan Filipina.
Baca Juga: Berkinerja apik, simak rekomendasi saham MAPI dari NH Korindo Sekuritas
Sharma bilang, MAP Group juga terus menggencarkan penetrasi penjualan melalui platform online. Hasilnya, kontribusi penjualan digital terus menanjak. Sebagai gambaran, pada 2019 kontribusinya baru 2,1% terhadap total penjualan. Lalu pada tahun 2020 melesat menjadi 10,3% dan mencapai 11,6% pada semester I-2021.
Selain melancarkan berbagai inisiatif untuk mendongkrak penjualan, MAP Group juga melakukan pengendalian biaya untuk mendukung pemulihan bisnis di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
Efisiensi beban operasional terus dilakukan, misalnya pada enam bulan pertama tahun ini terjadi penghematan biaya sewa dan jasa pelayanan sekitar Rp 453 miliar.
Merujuk pada laporan keuangan, MAPI pun mampu menumbuhkan pendapatan hingga 33,87% dari Rp 6,82 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp 9,13 triliun pada semester I-2021.
Pendapatan MAPI berasal dari penjualan eceran dan grosir capai Rp 8,67 triliun, komisi penjualan konsinyasi sebesar Rp 372,68 miliar, pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan sebanyak Rp 40,63 miliar dan lain-lain sebesar Rp 48,41 miliar.
MAPI membalikkan kinerja dari rugi Rp 407,93 miliar menjadi laba bersih sebesar Rp 271,7 miliar pada periode enam bulan pertama 2021.
Raihan kinerja apik MAPI tak lepas dari menanjaknya kinerja kedua anak usahanya, yakni PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dan PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB).
Pendapatan MAPA menanjak hingga 35% menjadi Rp 2,86 triliun pada semester I-2021. Pada periode yang sama, MAPA berhasil membalikkan kinerja dengan mencetak laba bersih periode berjalan sebesar Rp 92,24 miliar.
MAPB juga mampu mengangkat kinerja penjualan sebanyak 22,52% pada separuh pertama 2021, menjadi Rp 1,17 triliun. Meski belum bisa mencetak laba bersih, tapi MAPB menyusutkan rugi bersih periode berjalan sebesar 82,5% menjadi Rp 20 miliar.
Presiden Direktur MAP Aktif Adiperkasa Michael David Capper mengatakan, pihaknya mengembangkan strategi penjualan dan memaksimalkan loyalitas dengan MAP Club. MAPB juga meningkatkan kolaborasi dengan marketplace dan platform digital lainnya. Penjualan secara digital pun berkontribusi hingga 12,5%.
Pada kuartal kedua 2021, MAPA mencatatkan pendapatan tertinggi sejak awal pandemi Covid-19. Pertumbuhan penjualan didorong oleh strategi unified retail dan tingginya penjualan selama musim lebaran.
"Pemulihan terlihat di seluruh segmen baik sports, kids, dan leisure," ungkap Capper.
Baca Juga: Sukses cetak laba bersih di semester I-2021, ini kata MAP Aktif Adiperkasa (MAPA)
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur MAPB Anthony Cottan mengungkapkan, pihaknya menggunakan kanal-kanal baru untuk menunjang pendapatan. Sebab, pandemi dan kebijakan pembatasan mobilitas seperti PPKM membuat pusat perbelanjaan tutup dan tidak adanya makan di tempat (dine in).
Dengan terbatasnya dine in, maka kinerja penjualan digenjot dari sisi take away dan delivery. Oleh sebab itu, MAPB mengembangkan konsep baru dengan gerai drive thru.
Selain itu, saluran pengiriman berbasis platform digital seperti GoFood, GrabFood serta Shopee dan Traveloka yang memasuki pasar delivery turut menopang penjualan MAPB.
Sayangnya, belum ada gambaran yang rinci mengenai dampak PPKM Darurat hingga penerapan PPKM level 1-4 terhadap kinerja MAP Grup di awal semester kedua ini. Di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung, MAP Grup pun belum membuka proyeksi kinerja pendapatan dan laba hingga tutup tahun 2021.
"Di bulan Juli kami tidak bisa mengharapkan banyak, di semester kedua juga tidak ada yang bisa memprediksi. Jadi sulit untuk memperkirakan pertumbuhan yang akan kami miliki," tutup V.P Sharma.
Selanjutnya: Ada insentif PPnBM, penjualan mobil Bintraco Dharma (CARS) naik lebih dari 20%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News