Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih terus melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sejumlah strategi diterapkan guna menetralisir tekanan tersebut. Lindung nilai menjadi cara yang masih paling populer untuk diterapkan.
Direktur PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) Catharina Wijaya bilang, perusahaan langsung melakukan hedging atas sebagian nilai dari obligasi global senilai US$ 500 juta yang diterbitkan tahun lalu.
Sebesar US$ 250 juta dari nilai tersebut merupakan dana untuk refinancing obligasi lama. Lalu, sebesar US$ 250 juta merupakan pinjaman sindikasi.
Nah, dari nilai pinjaman sindikasi tersebut, sebesar US$ 40 juta sejatinya pinjaman dalam bentuk rupiah. Sisa sebesar US$ 210 juta yang dilakukan hedging. "Jadi, separuh dari utang kami sudah di-hedge," kata Catharina.
Perusahaan juga melakukan hedging atas kupon obligasi. "Hedging sudah dilakukan sejak September tahun lalu sebelum rupiah seperti sekarang," imbuhnya, Jumat (29/2).
Strategi itu membuahkan hasil. Jika disetarakan dalam rupiah, utang bank jangka panjang GJTL kuartal I tahun ini setara Rp 2,88 triliun, hanya selisih 1,7% dibanding akhir 2017 sebesar Rp 2,84 triliun.
Demikian halnya dengan utang obligasi. Dalam rupiah, nilainya hanya naik 1,4% menjadi Rp 3,44 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News