Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah Jisdor berada di level Rp 14.348 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (8/12).
Ini membuat rupiah Jisdor menguat 0,42% dibandingkan dengan hari sebelumnya Rp 14.408 per dolar AS. Pergerakan ini sejalan dengan rupiah spot yang sudah ditutup menguat 0,15% ke Rp 14.457 per dolar AS.
Sebelumnya, Mata Uang Garuda tidak pernah menguat dalam 12 hari perdagangan. Pada 12 November, pairing USD/IDR berada di level 14.202, namun pada Senin (6/12) ditutup di level 14.442. Yang mana, dalam kurun waktu tersebut rupiah melemah 1,68% di hadapan dolar AS.
Baca Juga: Perkasa, rupiah Jisdor menguat ke Rp 14.348 per dolar AS pada Rabu (8/12)
Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius menilai, sekarang ini nilai tukar rupiah relatif stabil, dan penurunan pada beberapa waktu lalu masih dalam kisaran tipis. Sehingga ia memperkirakan efeknya tidak akan signifikan terhadap Kalbe Farma.
Lebih lanjut, Vidjong menerangkan bahwa saat ini 90% bahan baku Kalbe Farma masih harus impor. Guna mengantisipasi adanya fluktuasi nilai tukar rupiah, Kalbe Farma sudah menyiapkan strategi.
"Sudah ada policy untuk cadangan dana kas dalam mata uang asing di neraca untuk impor 3-5 bulan," jelas Vidjong kepada Kontan, Rabu (8/12).
Ia menambahkan dengan demikian Kalbe Farma tidak perlu melakukan hedging lantaran sudah ada dana kas mata uang asing di neraca.
Baca Juga: Berotot, rupiah spot ditutup menguat ke Rp 14.357 per dolar AS pada hari ini (8/12)
Sementara itu, Head of Investor Relations PT Astra International Tbk (ASII) Tira Ardianti menyatakan, secara umum fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memiliki dampak yang berbeda terhadap bisnis grup Astra.
Misalnya saja pada bisnis otomotif, penguatan Dolar AS berdampak pada peningkatan biaya bahan mentah yang aebagian masih diimpor dari luar Indonesia. Sehingga akhirnya dapat berdampak pada peningkatan harga produk otomotif.
“Tapi hal ini tentunya mempertimbangkan daya beli konsumen,” ujar Tira pada Kontan, Selasa (7/12).
Di lain sisi, penguatan Dolar AS juga dapat meningkatkan kontribusi pendapatan dari ekspor, karena produk yang diekspor ketika dikonversi ke Rupiah nilainya menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: Intip kurs dollar-rupiah di Bank Mandiri hari ini, Rabu 8 Desember 2021
Selain itu, penguatan Dolar AS juga menguntungkan sektor-sektor yang berbasis komoditas. Seperti contoh, pada anak usaha ASII yakni grup United Tractors, ketika harga batubara sedang baik seperti saat ini, bisnis UT diuntungkan karena sebagian besar pendapatan bisnis ini adalah dalam bentuk USD.
“Sementara terkait hedging, Grup Astra memiliki kebijakan hedging yang disesuaikan dengan posisi aset dan liabilitas masing-masing bisnis,” tambah Tira.
Yang jelas, sambungnya, Grup Astra akan selalu memonitor fluktuasi nilai tukar Rupiah-USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News