Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Misalnya saja pada bisnis otomotif, penguatan Dolar AS berdampak pada peningkatan biaya bahan mentah yang aebagian masih diimpor dari luar Indonesia. Sehingga akhirnya dapat berdampak pada peningkatan harga produk otomotif.
“Tapi hal ini tentunya mempertimbangkan daya beli konsumen,” ujar Tira pada Kontan, Selasa (7/12).
Di lain sisi, penguatan Dolar AS juga dapat meningkatkan kontribusi pendapatan dari ekspor, karena produk yang diekspor ketika dikonversi ke Rupiah nilainya menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: Intip kurs dollar-rupiah di Bank Mandiri hari ini, Rabu 8 Desember 2021
Selain itu, penguatan Dolar AS juga menguntungkan sektor-sektor yang berbasis komoditas. Seperti contoh, pada anak usaha ASII yakni grup United Tractors, ketika harga batubara sedang baik seperti saat ini, bisnis UT diuntungkan karena sebagian besar pendapatan bisnis ini adalah dalam bentuk USD.
“Sementara terkait hedging, Grup Astra memiliki kebijakan hedging yang disesuaikan dengan posisi aset dan liabilitas masing-masing bisnis,” tambah Tira.
Yang jelas, sambungnya, Grup Astra akan selalu memonitor fluktuasi nilai tukar Rupiah-USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News