Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Voksel Electric Tbk (VOKS) terbilang apik dalam periode setengah tahun 2023. VOKS berhasil membalikkan rugi menjadi laba, sejalan dengan pertumbuhan pendapatan.
Dalam enam bulan pertama 2023, VOKS meraup pendapatan bersih senilai Rp 1,35 triliun. Meningkat 18,42% dibandingkan raihan Rp 1,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Saat pendapatan melonjak, VOKS mampu meredam beban pokok penjualan yang hanya naik 0,84% secara tahunan menjadi Rp 1,19 triliun. Hasilnya, VOKS berhasil mencetak laba kotor sebesar Rp 165,58 miliar di semester I-2023.
Hasil itu lebih baik ketimbang rugi kotor Rp 36,72 miliar yang ditanggung VOKS pada semester I-2022. Dus, bottom line VOKS pun membaik dengan berbalik mencetak laba bersih Rp 2,70 miliar pada semester I-2023, dibandingkan rugi Rp 152,50 miliar per Juni 2022.
Baca Juga: Voksel Electric (VOKS) Optimistis Capai Penjualan Rp 3 Triliun hingga Akhir Tahun
Sekretaris Perusahaan Voksel Electric, Masrana, mengungkapkan dua faktor kunci perbaikan kinerja VOKS dalam periode setengah tahun 2023 Pertama, peningkatan penjualan Material Distribusi Umum (MDU) serta kabel medium dan low voltage.
Kedua, kinerja positif VOKS sejalan dengan peningkatan efisiensi. Selain itu, Masrana membeberkan sejumlah faktor yang menopang kinerja VOKS pada tahun ini. Katalis pentingnya adalah berlanjutnya perbaikan makro ekonomi pasca pandemi, yang mendorong pertumbuhan sektor infrastruktur.
Di samping itu, kebijakan Pemerintah untuk mendorong listrik masuk ke semua penjuru desa juga berdampak signifikan bagi VOKS. "Kabel adalah sektor yang kena dampak positif. Hal lainnya adalah harga material yang semakin baik," kata Masrana kepada Kontan.co.id, Senin (4/9).
Baca Juga: Asing Rajin Akuisisi, Tapi Emiten yang Jadi Target Itu Tak Selalu Layak Dikoleksi
Dengan prospek industri kabel dan strategi bisnis yang telah disiapkan, VOKS optimistis bisa membukukan penjualan sekitar Rp 3 triliun sampai akhir tahun 2023. Dari jumlah tersebut, VOKS mengejar laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 72 miliar.
"Kami optimis target dapat tercapai. Karena ada kenaikan harga atas kabel power (MDU) ke PLN dan kenaikan permintaan ekspor. Di samping program efisiensi yang diharapkan semakin tampak hasilnya di semester II ini," terang Masrana.
Merujuk laporan keuangan, penjualan lokal mendominasi pendapatan VOKS di semester I-2023 dengan kontribusi mencapai 99,26%. Pelanggan utama VOKS adalah PT PLN (Persero) dan Pertamina melalui PT RDMP Balikpapan.
Sementara itu, ekspor VOKS sebagian besar ditujukan ke pasar Pakistan, Timor Timur dan Yordania. "Untuk semester II kenaikan diharapkan sangat signifikan karena beberapa negara sudah confirmed," sebut Masrana.
Baca Juga: Obligasi Berkelanjutan Voksel (VOKS) Senilai Rp 500 Miliar Raih Rating irA-
Meski mematok target pertumbuhan, tapi VOKS belum mau agresif menggelar ekspansi. Alasannya, VOKS masih fokus mengejar recovery pasca pandemi. Oleh sebab itu, realisasi belanja modal (capex) VOKS pun tidak akan setinggi anggaran yang telah disiapkan.
Pada awal tahun, VOKS siap mengalokasikan capex sebesar Rp 70 miliar, yang akan banyak digunakan untuk pembelian mesin-mesin penunjang dan perawatan. Masrana bilang, kemungkinan ada beberapa rencana alokasi capex akan dieksekusi tahun depan.
Sehingga estimasi serapan capex sampai akhir tahun hanya mencapai Rp 30 miliar. "Realisasi lebih rendah karena kami juga melihat adanya pergeseran prioritas. Beberapa capex dinyatakan hold untuk dilihat tahun depan kondisinya seperti apa," jelasnya.
Di sisi yang lain, akhir Juli lalu VOKS mengumumkan aksi korporasi. Yakni rencana perusahaan asal Hong Kong, Hengtong Optic-Electric International Co. Ltd. untuk mengakuisisi kepemilikan dari beberapa pemegang saham VOKS.
Baca Juga: Heng Tong Bakal Akuisisi 42,97% Saham VOKS, Ini Saham Pilihan dari Emiten Kabel
Jumlah akuisisi itu rencananya mencapai 1,78 miliar saham atau mewakili sekitar 42,97% jumlah modal VOKS. Harga indikasi untuk akuisisi ini sebesar Rp 226 per saham.
Masrana masih belum membeberkan detail progres akuisisi tersebut. Dia hanya bilang, proses akuisisi saat ini masih dalam tahap uji tuntas (due diligence). "Due diligence target akhir September selesai," tandasnya.
Asal tahu saja, VOKS merupakan emiten kabel yang juga dimiliki oleh Low Tuck Kwong. Hingga Juli 2023, Koglomerat terkaya di Indonesia yang menguasai PT Bayan Resources Tbk (BYAN) ini mengantongi 7,93% saham VOKS.
Hingga perdagangan Senin (4/9), harga VOKS masih bercokol di level Rp 199 per saham. Jika dihitung sejak awal tahun (year to date), saham VOKS sudah bergerak naik sebanyak 43,17%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News