Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dafam Property Indonesia Tbk melakukan pembatasan operasional akibat pandemi Covid-19. Manajemen Dafam Property Indonesia memperkirakan pembatasan operasional itu akan berlaku lebih dari tiga bulan.
Lebih lanjut emiten berkode DFAM itu menjelaskan, bahwa sejauh ini usahanya memang tidak ada yang terhenti operasionalnya. Meski begitu, pihak DFAM mengakuikegiatan usaha hotel dan entitas anak yang mengelola perhotelan, PT Dafam Hotel Management (PT DHM), sangat terpengaruh pandemi ini.
"Karena himbauan Stay at Home, Work at Home, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PKM (Pembatasan KegiatanMasyarakat), aturan pemerintah daerah maupun pusat yang menyebabkan tingkat hunian hotel turun drastis, dan juga berimbas pendapatan PT DHM ," jelas manajemen PT Dafam Property Indonesia Tbk dalam keterbukaan informasi, Minggu (24/5).
Baca Juga: Akibat pagebluk corona, pebisnis harus bisa beradaptasi dengan era new normal
Berdasar keterbukaan informasi itu, unit hotel tetap beropreasi seperti biasa dengan melakukan kegiatan operasional secara terbatas. Langkah ini dilakukan dengan penyesuaian evaluasi okupansi harian diselaraskan dengan penyediaan kamar dan fasilitas per segmen lantai tanpa mengurangi kenyamanan tamu atau pelanggan.
Adapun beberapa unit hotel yang menerapkan operasional secara terbatas adalah PT Dafam Mambo International (Unit Hotel Lokasi di Semarang), PT Hotel Cilacap Indah (Unit Hotel Lokasi di Cilacap), PT Buana Karya Sugiartha (Unit Hotel lokasi di Pekalongan), PT Dafam Mataram International (Unit Hotel lokasi di Pekalongan), dan PT Clanixx Jaya Sentosa (Unit Hotel lokasi di Pekanbaru).
Ke depannya, DFAM berupaya menyesuiakan operasional di setiap unit hotel di lokasi masing-masing dengan tetap mengindahkan aturan pemerintah daerah setempat dan tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam menghadapi Covid-19.
Baca Juga: WFH dipandang sebagai new normal, DHM bakal tetap jaga model bisnis lama
Tidak hanya bisnis hotel, kegiatan usaha properti DFAM yang terletak di Semarang, Pekalongan, dan Batang pun turut terimbas Covid-19. Pengaruhnya disebabkan kemampuan para perusahaan penyewa untuk membayar sewa sangat menurun. Kondisi ini diperberat dengan kemampuan daya beli masyarakat untuk pembelian properti yang lesu.
Sementara itu, Covid-19 ini mendorong PT Dafam Property Indonesia Tbk di Semarang untuk menerapkan pembatasan kegiatan operasional dengan Work From Home (WFH). Langkah tersebut juga diikuti oleh entitas anaknya, PT Dafam Maju Bersama yang terletak di Semarang.
Adapun pembatasan operasional itu diprediksi akan menekan pendapatan DFAM kurang dari 25% sepanjang kuartal I 2020. Pos laba dan ruginyapun diprediksi akan terkoreksi kurang dari 25%.
Baca Juga: Kunjungan di hotel dan resort Dafam Hotel Management (DHM) menurun
Asal tahu saja, sepanjang kuartal I tahun 2019, DFAM mengantongi pendapatan bersih Rp 35,09 miliar. Sementara itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,67 miliar.
Lebih lanjut, pandemi Covid-19 ini memperberat DFAM dalam memenuhi kewajian pokok dan bunga utang. Secara total nilai kewajiban itu mencapai mencapai Rp 3,35 miliar. Adapun pihak DFAM berupaya melakukan pendekatan-pendekatan bisnis dan pengajuan relaksasi pembayaran utang usaha. Di sisi lain, DFAM juga menjalankan pendekatan dan pengajuan relaksasi utang bank.
Terkait karyawan, Dafam Property Indonesia menjelaskan saat ini memiliki 285 karyawan. Adapun jumlah ini menurun dari akhir tahun 2019 yang mencapai 307 karyawan.
Baca Juga: Industri Migas Antisipasi Efek Virus Corona
Akan tetapi, dalam keterbukaan informasi dijelaskan bahwa sejak awal tahun DFAM belum melakukan PHK maupun merumahkan karyawan. Ke depannya, untuk menyiasati dampak Covid-19 yang menekan perusahaan, pihak DFAM akan melakukan penyesuaian gaji-gaji untuk seluruh jajaran manajemen maupun karyawannya.
Untuk mempertahankan bisanis properti dan hotelnya, DFAM akan memperkuat pemasaran dengan memberikan paket yang tepat untuk sasaran masing-masing segmen pasar. Selain itu, pihaknya akan tetap melakukan promosi pariwisata domestik dengan aktif dan arif. Tidak ketinggalan, langkah efisiensi secara ketat tetap dilakukan. Pembelian item-item barang pun untuk sementara waktu disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News