kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini rekomendasi saham-saham big caps yang banyak dilepas investor asing


Senin, 19 April 2021 / 08:05 WIB
Begini rekomendasi saham-saham big caps yang banyak dilepas investor asing


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali masuk ke pasar saham dan mencetak jumlah pembelian bersih sebesar Rp 838,33 miliar di seluruh pasar dalam sepekan. Meski demikian, jika melihat data RTI investor asing sudah keluar hingga Rp 3,52 triliun dalam jangka waktu sebulan terakhir.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak dilego investor asing dalam sepekan terakhir, disusul oleh saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Astra International (ASII), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr memprediksi saham-saham ini masih akan tertekan dalam jangka pendek. “Tekanan beberapa minggu ke belakang outflow asing cukup deras, sehingga saham-saham big caps biasanya yang terkena imbas aksi jual bersih,” ungkap Zamzami, Jumat (16/4).

Ia melanjutkan, investor asing lebih banyak melepas saham-saham berkapitalisasi besar atawa big caps karena saham dengan kapitalisasi pasar yang besar memiliki likuiditas tinggi. Di antara saham-saham yang banyak dijual investor asing, ia menilai saham BBCA, BMRI, dan ASII boleh diperhatikan lantaran harganya sudah turun dalam dan tekanan jual sudah sedikit mereda. Adapun target harga BBCA di Rp 38.000, target harga BMRI Rp 7.900, dan ASII di Rp 6.800.

Baca Juga: IHSG menguat 0,26% dalam sepekan terakhir, simak proyeksinya untuk pekan depan

Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menambahkan, investor global membutuhkan likuiditas untuk kembali memasuki pasar negara maju seperti contohnya pasar Amerika Serikat. Sehingga mereka lebih memilih untuk menjual saham-saham emerging markets, termasuk Indonesia.

Hal ini bisa dibuktikan dengan Indeks Dow Jones, S&P, dan Nasdaq yang mengalami kenaikan tinggi sementara IHSG cenderung tertekan. Robertus berpandangan saham-saham yang dijual investor asing ini masih belum cukup menarik dalam jangka pendek. Ia bilang, ada baiknya investor melakukan strategi buy on weakness untuk saham-saham yang banyak di jual asing tersebut.

Baca Juga: Pekan ketiga April 2021, arus modal asing yang keluar capai Rp 0,71 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×