Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan gencar lakukan ekspansi bisnis di tahun 2024. Belum lama ini, MEDC telah mengumumkan divestasi kepemilikannya di Kontrak Area 47, Libya kepada Libya National Oil Corporation (NOC).
MEDC dan NOC telah menyepakati pengalihan seluruh hak partisipasi sebesar 50% dalam Perjanjian Bagi Hasil Eksplorasi dan Produksi (EPSA) di Kontrak Area 47, termasuk seluruh kepemilikan saham MEDC (24,5%) di joint operating company, Nafusah Oil Operations B.V.
Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro berpendapat divestasi Libya merupakan strategi MEDC untuk terus meningkatkan portofolio melalui akuisisi dan divestasi yang tepat sasaran. Aset di Libya masih dalam status eksplorasi atau pengembangan dan belum menyumbang produksi.
"Maka divestasi itu tidak ada dampak signifikan terhadap kinerja Medco," ujar Hilmi, Rabu (5/6).
Baca Juga: Setelah Divestasi Aset Libya, Medco Energi (MEDC) Masih Gencar Ekspansi
Hilmi menyebutkan, MEDC melanjutkan pengembangan baru di Blok Corridor di lapangan Suban, Letang, Tengah, dan Rawa. Dia mengatakan, beberapa proyek utama berjalan dengan baik, termasuk pengeboran Senoro Fase Dua dan Blok Oman 60.
“Selain itu, proyek Natuna Forel dijadwalkan beroperasi pada kuartal IV 2024,” ujar Hilmi.
Proyek Panas Bumi Ijen ditargetkan beroperasi secara komersial pada kuartal I 2025. Sementara proyek PLTS Bali Timur dan ELB Add-on diperkirakan akan mulai beroperasi secara komersial masing-masing pada kuartal IV 2024 dan kuartal III 2025.
“Kami juga secara aktif mengevaluasi aset minyak dan gas di Indonesia serta kawasan yang memenuhi kriteria akuisisi kami dan menawarkan peluang pertumbuhan dan peningkatan nilai,” ujar dia.
Untuk pengembangan bisnis, MEDC mengalokasikan capex US$ 430 juta. Medco akan menggunakan capex US$ 350 juta untuk pengembangan minyak dan gas serta US$ 80 juta untuk pengembangan bisnis ketenagalistrikan.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Siapkan Capex US$ 430 Juta hingga Akhir 2024
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan dampak divestasi tersebut bisa positif jika strategi ke depan bisa berjalan baik. Hal itu karena MEDC akan melakukan strategi dengan meningkatkan portofolio melalui akuisisi dan divestasi yang tepat sasaran.
"Sedangkan dampak ke kinerja untuk tahun ini bisa berdampak negatif terbatas," ujar Sukarno.
Meski begitu Sukarno menyebutkan, kinerja MEDC masih tergantung beberapa faktor. Di antaranya harga minyak, efisiensi dan akuisisi baru untuk menimalisir kehilangan potensi pendapatan dari aset yang sudah didivestasi.
"Sejauh ini kinerja MEDC mengalami penurunan baik itu secara tahunan dan kuartalan di kuartal I 2024 dan margin profit perusahaan juga turun," ujar Sukarno.
Baca Juga: Cek Jadwal Pembagian Dividen Final Medco Energi (MEDC) US$ 45,04 Juta
Sementara itu Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan divestasi akan membuat total aset berkurang. Meski begitu, Nafan melihat divestasi yang dilakukan MEDC ini dapat menggerus beban operasional.
"Karena di kuartal I 2024 ini beban operasional MEDC cukup tinggi," ucap Nafan.
Nafan berpendapat divestasi ini membuat kemampuan MEDC dalam berekspansi bisnis berkurang. Jadi menurutnya jika saat ini MEDC melakukan divestasi maka ke depannya harus ada akuisisi. Misalnya akuisisi terhadap lapangan minyak dan gas yang benar-benar memberikan kontribusi untuk meningkatkan khususnya untuk posisi laba.
"Jadi harus diimbangi dengan akuisisi ya tujuannya supaya bisa menunjukkan pada investor perusahaan berkomitmen penuh untuk dana ekspansi," ujarnya.
Sukarno merekomendasikan untuk buy pada saham MEDC dengan target Harga Rp 1.495 per saham-Rp 1.550 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News