Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) diproyeksi tetap positif di sisa tahun 2024. Kendati di saat yang sama, ERAA alami peningkatan utang.
Research Analyst MNC Sekuritas Raka Junico menjelaskan bahwa pada semester I-2024, ERAA menggunakan fasilitas pinjaman dengan jangka waktu 13 bulan. Dana itu digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan merenovasi beberapa gerai.
Hal tersebut berdampak pada meningkatnya utang jangka panjang ERAA menjadi Rp 3 triliun, dari posisi Rp 1,6 triliun di kuartal I 2024.
"Hal ini menghasilkan net gearing sebesar 1 kali dan DER sebesar 1,2 kali," tulisnya dalam riset yang dikutip Kontan.co.id.
Meski begitu, Raka berpandangan penambahan utang di masa mendatang lebih terbatas. Sebab, piutang dan persediaan perusahaan yang telah membengkak dibandingkan dengan utang yang mendekati ambang batas 1,1 kali.
Oleh karena itu, ia menyempurnakan modelnya dengan total utang sebesar Rp 8,4 triliun pada 2024 dan biaya dana marjinal sebesar 9%.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Erajaya (ERAA) dari Analis Berikut
"Hal ini menurunkan estimasi laba bersih 2024 sebesar 14,6% menjadi Rp 951,6 miliar dari proyeksi kami sebelumnya, tetapi masih menunjukkan pertumbuhan YoY sebesar 15,2% dan marjin laba bersih yang stabil di 1,4%," terangnya.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty juga menilai bahwa peningkatan utang ERAA hanya akan memberikan efek jangka pendek. Sebab penggunaan dananya untuk produktif dan ekspansi.
"Sehingga secara jangka panjang akan positif," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/9).
Sebagai informasi, tahun ini Erajaya Digital berencana membuka 200 toko, yang terdiri dari 150 Era Digital dan 50 Era Blue. Sementara untuk lini Active Lifestyle, ERAA menargetkan akan membuka 50 sampai 60 toko baru.
"Oleh sebab itu kenaikan utang memang memberikan tekanan, namun hanya jangka pendek," tegasnya.
Menurutnya, ERAA masih akan tetap melanjutkan tren pertumbuhan kinerja di semester II ini. Menurut Arinda, faktor pendorong utama termasuk peningkatan permintaan konsumen dan ekspansi pasar.
Saat ini ERAA telah memiliki empat lini bisnis yang terdiri dari Erajaya Digital, Erajaya Beauty & Wellness, Erajaya Active Lifestyle, dan Erajaya Food & Nourishment. Nah, meski daya beli dan konsumsi mengalami perlambatan, tetapi tetap tumbuh.
"Hal ini yang membuat ERAA yakin meskipun melambat tapi pemulihan akan terjadi khususnya ketika tingkat suku bunga dipangkas," sebutnya.
Raka melanjutkan, pihaknya memperkirakan pendapatan ERAA di 2024 sebesar Rp 67,24 triliun. Ini menyusul perkiraan pertumbuhan penjualan gawai sebesar 11,8% secara tahunan (YoY), mencapai 11,2 juta unit.
Raka menjelaskan, pada awal kuartal III Transsion Holdings merilis gawai dengan harga terjangkau, seperti Infinix Note 40 S8/256GB dan Tecno Pova 6 8/256GB. Selain itu menilik web sertifikasi Ditjen SDPPI, perkiraan jajaran gawai di akhir kuartal III hingga akhir tahun akan ada Xiaomi 14T, Xiaomi 14T Pro, Realme Note 60, Realme 13 Pro+ 5G, dan Realme C61.
Raka memperkirakan Realme C61 akan dijual dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, sementara yang lain akan memiliki variasi harga yang lebih tinggi. Dirinya memperkirakan kisaran harga gawai yang lebih luas untuk memenuhi segmen konsumen yang beragam akan meningkatkan pertumbuhan volume gawai ERAA.
"Kami mempertahankan proyeksi pertumbuhan volume gawai ERAA sebesar 11,8% YoY di 2024, didukung oleh volume penjualan dari Transsion, mengingat pangsa pasar Transsion di kuartal I 2024 meningkat menjadi 16,1% dari 5,4% di kuartal I 2023," paparnya.
MNC Sekuritas mempertahankan rating buy ERAA, tetapi dengan target harga Rp 470. Lalu, Pilarmas Investindo Sekuritas juga merekomendasikan buy dengan target harga jangka pendek Rp 440, sementara target jangka panjang di Rp 520.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News