Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahana Sekuritas memproyeksikan kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) melaju positif hingga akhir tahun. Rencana optimalisasi biaya operasional hingga turunnya kerugian Erablu menjadi pertimbangannya.
Analis Bahana Sekuritas Christine Natasya memaparkan ERAA mencatatkan kinerja yang positif hingga semester I 2024. Capaian pendapatan dan laba bersih sejalan dengan proyeksinya dan konsensus.
ERAA melaporkan laba bersih semester I 2024 sebesar Rp 523,6 miliar atau tumbuh 14,2% secara tahunan (YoY).
Baca Juga: Perluas Jaringan Jadi Jurus Erajaya Active Lifestyle (ERAL) Kembangkan Bisnis
"Sejalan dengan dengan run-rate 49,5% dari perkiraan kami dan 52,7% dari perkiraan konsensus untuk 2024," tulisnya dalam riset, Senin (29/7).
Sementara pendapatan ERAA sebesar Rp 33,1 triliun di semester I 2024 atau tumbuh 14,6%. Realisasi itu mencapai 48,8% proyeksinya dan 49,7% dari estimasi konsensus.
Meski begitu, Christine mencatat ERAA mengalami penurunan marjin laba kotor (GPM) dan marjin operasi (OPM) di kuartal II 2024. GPM turun menjadi 10,6% di kuartal II dari 11% di kuartal I 2024, namun tetap stabil dibandingkan kuartal II 2023.
OPM turun menjadi 2,6% dari 2,8% di kuartal I 2024. Lalu dibandingkan dengan kuartal I 2023 juga turun dari level 3%.
Ia berpandanga GPM yang lebih rendah secara kuartalan disebabkan volume yang lebih tinggi pada merek-merek yang lebih murah. Hal itu lantaran persediaan merek-merek China yang murah sudah mulai pulih.
Sementara laba operasional menurun karena leverage operasional yang lebih rendah sebagai akibat dari penjualan yang lebih lemah secara kuartalan karena musiman. Sedangkan turunnya OPM secara tahunan karena biaya SG&A yang lebih tinggi akibat ekspansi bisnis.
"Karena tantangan utama tetap pada pengelolaan biaya overhead sementara toko-toko yang baru dibuka belum dimaksimalkan," terangnya.
Meski begitu, Christine menuturkan bahwa manajemen sedang berupaya untuk mengoptimalkan biaya operasional, terutama di kantor pusat. Serangkaian program direncanakan pada tahun 2024-2025 untuk meningkatkan efisiensi biaya layanan bersama.
Baca Juga: Erajaya Active Lifestyle (ERAL) Targetkan Buka 25 Gerai Baru di Semester II-2024
Terlepas dari OPM yang lebih rendah, ERAA mampu mempertahankan marjin laba bersih (NPM) sebesar 1,6% di kuartal II 2024. Pada kuartal I 2024, NPM ERAA sebesar 1,5%, sementara di kuartal II 2023 sebesar 1,6% karena adanya pendapatan lain-lain yang lebih tinggi.
Di sisi lain, Erablu berhasil memangkas kerugian menjadi Rp 4,2 miliar untuk kuartal II 2024. Pada kuartal I 2024, kerugian Erablu sebesar Rp 16,2 miliar.
Kinerja itu sejalan dengan perkiraannya untuk mencapai titik impas pada kuartal III 2024. Adapun ERAA berencana untuk membuka hingga 80 toko baru pada kuartal III, dengan toko-toko yang sudah ada mendekati titik impas. Saat ini, Erablu memfokuskan upayanya pada kota-kota Tier 2 dan Tier 3.
Hingga akhir tahun 2024, Bahana Sekuritas memproyeksikan pendapatan ERAA mencapai Rp 67,84 triliun. Sementara laba bersih mencapai Rp 1,05 triliun.
Dengan demikian, Christine mempertahankan rating buy ERAA dengan target harga Rp 490. Risiko utama atas rekomendasi itu meliputi ekspansi gerai yang lebih agresif yang menyebabkan biaya keuangan yang lebih tinggi, perputaran persediaan yang rendah, depresiasi nilai tukar, lemahnya daya beli masyarakat, volume penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi, dan peningkatan produktivitas yang lebih rendah dari ekspektasi di setiap tingkat gerai.
Selanjutnya: OJK Catat Dana Kelolaan Industri Manajer Investasi Rp 841,37 Triliun per Agustus 2024
Menarik Dibaca: Hilton Perluas Kehadiran di Asia Tenggara, Buka Hotel DoubleTree di Vientiane
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News