Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara sudah membara meski tahun 2021 baru dimulai. Pada perdagangan Senin (11/1), harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Maret 2021 berada di level US$ 85,3 per ton yang merupakan rekor tertinggi sejak Mei 2019.
Prospek harga batubara dalam negeri juga ditunjukkan dari membaiknya harga batubara acuan (HBA). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batubara acuan (HBA) pada Januari 2021 sebesar US$ 75,84 per ton. Angka tersebut naik 27,14% dari posisi Desember 2020 yang sebesar US$ 59,65 per ton.
Kenaikan harga batubara ini turut mengerek harga saham emiten sektor tersebut. Misalkan saja saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Meskipun kemarin melemah 1,72% ke level Rp 2.860, namun secara year-to-date (ytd), saham emiten tambang pelat merah ini menguat 13,49%. Pun demikian dengan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang sudah menguat 31,74% secara ytd.
Saham pertambangan batubara lainnya yang menguat signifikan adalah PT Indika Energy Tbk (INDY) yang menguat 56,22% secara ytd ke level Rp 1.820 per saham. Sementara saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melemah tipis 1,01% secara ytd. Meski demikian, saham ADRO menguat 3,51% dalam sepekan perdagangan.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham PTBA, ASII, KAEF, dan MAIN untuk Rabu (13/1)
Penguatan yang terjadi pada harga batubara global maupun dalam negeri dinilai Analis NH Korindo Sekuritas Maryoki Pajri Alhusnah bakal menguntungkan emitan dengan orientasi penjualan ekspor maupun domestik.
Namun, perlu dicatat, HBA hanya merupakan harga acuan/benchmark perusahaan dalam menetapkan harga jual produk batubaranya. Dia menjabarkan, HBA ini mengacu pada batubara yang memiliki kalori 4.200 kcal/kg - 5.700kcal/kg. Misalkan, jika HBA naik 5% atau 10%, maka belum tentu batubara yang berkalori lebih rendah juga naik dengan besaran yang sama.
“Jadi, untuk bisa mengetahui lebih menarik mana (antara emiten dengan orientasi ekspor atau domestik), maka harus membedah penjualan emiten-emiten tersebut terlebih dahulu,” ujar Maryoki kepada Kontan.co.id, Selasa (12/1).
Baca Juga: Di tahun ini, Indika Energy (INDY) targetkan volume produksi batubara 31,4 juta ton