Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan, analis memprediksi Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuan. Hal tersebut bakal menjadi salah satu katalis positif untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, kemungkinan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level yang sama di 0%-0,25%. "Bagi IHSG tetap berpengaruh positif karena yield Indonesia saat ini lebih menarik daripada yield di AS," kata Hendriko kepada Kontan.co.id, Minggu (7/6).
Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo juga menilai, pelaku pasar bakal menanti hasil rapat FOMC. Ini menjadi salah satu sentimen penggerak IHSG untuk pekan depan.
Baca Juga: Perekonomian bergeliat, dana asing mulai masuk pasar saham Asia
Wisnu menambahkan, pasar juga menunggu stimulus atau kebijakan yang dikeluarkan untuk mendorong ekonominya. "Misalnya saja ada penambahan quantitative easing," tambahnya.
Wisnu mengatakan, ada beberapa faktor lain yang bakal menyetir pergerakan IHSG, salah satunya menunggu stimulus-stimulus yang dikeluarkan oleh berbagai negara untuk kembali menjalankan roda ekonomi. "Seperti kemarin Bank Sentral Eropa (ECB) kembali mengeluarkan sebesar € 600 miliar, hal tersebut menjadi katalis positif," kata Wisnu.
Penerapan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam negeri juga memiliki pengaruh cukup kuat untuk laju IHSG. Menurut Wisnu, pada dasarnya pelonggaran PSBB ini menjadi peluang untuk perekonomian berangsur kembali pulih dan juga menjadi tantangan sekaligus.
Baca Juga: IHSG akan kembali menguji level 5.000 pada pekan depan
Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data cadangan devisa Indonesia bulan Mei yang akan dikeluarkan pada 12 Juni mendatang. Pada April 2020, cadev berhasil meningkat ke angka US$ 127,9 miliar.
Wisnu meramal, IHSG masih akan bergerak volatil dengan rentang 4.850 hingga 5.100 pada pekan depan. Ia juga menyarankan pelaku pasar untuk dapat melakukan profit taking jangka pendek.
Baca Juga: Dolar AS loyo, investor asing mulai masuk ke pasar saham Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News