kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini prospek saham-saham emiten big caps yang banyak dilego investor asing


Jumat, 15 Mei 2020 / 04:34 WIB
Begini prospek saham-saham emiten big caps yang banyak dilego investor asing
ILUSTRASI. Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah 40,52 poin atau 0,89% ke posisi 4.513,834 pada perdagangan Kamis (14/5). Investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 955,56 miliar di seluruh pasar.

Investor asing masih melanjutkan net sell terhadap saham-saham penggerak utama indeks, khususnya saham perbankan karena kekhawatiran akan dampak covid-19 terhadap kinerja perusahaan.

Baca Juga: Asing jual bersih, IHSG melemah 0,89% ke 4.513 pada akhir perdagangan Kamis (14/5)

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan nilai Rp 399 miliar. Kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada di urutan kedua yang paling banyak dijual asing dengan total Rp Rp 312 miliar.

Selanjutnya, investor asing mencatat penjualan terhadap PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 123 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 57,2 miliar, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebanyak Rp 44,7 miliar.

Analis Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan investor asing hengkang dari pasar modal, salah satunya kekhawatiran pasar akan ancaman Covid-19 gelombang kedua. Selain itu, vaksin yang mampu mengatasi Covid-19 juga belum kunjung ditemukan.

Secara fundamental, Nico bilang, saham-saham seperti BBCA, BBRI, ASII, TLKM, dan PGAS terhitung masih bagus. Misalnya saja ASII, meski bisnisnya terdampak Covid-19 namun perusahaan ini memiliki diversifikasi bisnis yang kuat.

"Sehingga diversifikasi bisnis yang kuat ini bisa jadi penyeimbang penurunan dari beberapa lini bisnis ASII," ujarnya, Kamis (14/5).

Baca Juga: Beberapa saham yang bisa jadi inspirasi trading hari ini

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, ASII mencatat pendapatan sebesar Rp 54 triliun atau turun sebesar 9,41% dari pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih ASII juga menurun 7,85% secara year on year menjadi Rp 4,81 triliun di kuartal I-2020.

Ia menilai, saham ASII, BBCA, BBRI, dan TLKM masih menarik untuk dikoleksi. Nico menambahkan, penurunan harga saham ini menjadi momentum pelaku pasar untuk mulai akumulasi beli secara bertahap saham BBCA, BBRI, ASII dan TLKM dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×