kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.269   -174,00   -1,08%
  • IDX 6.966   -142,38   -2,00%
  • KOMPAS100 1.039   -25,10   -2,36%
  • LQ45 815   -18,47   -2,21%
  • ISSI 212   -4,02   -1,86%
  • IDX30 417   -9,65   -2,26%
  • IDXHIDIV20 502   -11,15   -2,17%
  • IDX80 118   -2,81   -2,32%
  • IDXV30 125   -2,36   -1,86%
  • IDXQ30 139   -2,96   -2,09%

Begini Prospek Saham Emiten Rokok Hingga Akhir 2023


Minggu, 23 Juli 2023 / 18:39 WIB
 Begini Prospek Saham Emiten Rokok Hingga Akhir 2023
ILUSTRASI. Rokok.


Reporter: Recha Dermawan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pola konsumsi rokok dikalangan masyarakat mengalami pergeseran. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga rokok yang mendorong para perokok untuk beralih ke pilihan rokok yang lebih ekonomis.

Salah satu faktor yang diduga berperan dalam perubahan ini adalah terus meningkatnya cukai hasil tembakau (CHT).

Kementerian Keuangan telah mengonfirmasi situasi tersebut beberapa waktu lalu, dimana terjadi penurunan realisasi penerimaan negara dari CHT pada periode Januari hingga Mei 2023,

Yakni sebesar 12,45% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh berkurangnya produksi rokok golongan I dalam segmen sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM).

Sementara itu, konsumsi rokok golongan di bawahnya justru mengalami peningkatan.

Baca Juga: Cermati Prospek Saham GGRM dan HMSP di Tengah Kenaikan Harga Rokok

Ayu Dian, Research Analyst dari Reliance Sekuritas mengatakan, pemerintah telah menetapkan kenaikan cukai rokok sebesar 10% untuk 2023 dan 2024.

Naiknya tarif cukai kembali bakal menekan margin emiten rokok. Meski demikian, hal ini telah diantisipasi oleh emiten rokok seperti PT Gudang Garam Tbk GGRM dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan menaikan harga jual produknya.

Naiknya harga jual produk rokok ini berdampak pada gross margin perusahaan, pada Kuarta I 2023 mencatatkan kenaikan menjadi 15% dan 18% masing-masing untuk GGRM dan HMSP.

"Prospek emiten rokok masih cukup positif di tengah sejumlah sentimen yaitu kenaikan pada harga jual produk yang dapat meningkatkan margin perusahaan. Selain itu daya beli masyarakat yang terjaga ditengah penurunan inflasi dan keyakinan konsumen yang masih solid menjadi sentimen positif bagi industri rokok," kata Ayu, Minggu (23/7).

Ia juga memperkirakan volume penjualan rokok juga berpotensi mengalami kenaikan di tengah musim kampanye pemilu.

"Sentimen positif dari industri rokok diantaranya perbaikan konsumsi masyarakat yang tercermin pada indeks kepercayaan konsumen yang masih berada di level optimisnya." Imbuhnya

Untuk saham emiten rokok, Tim analyst dari Reliance Sekuritas merekomendasikan buy pada HMSP dengan target harga di level 1.100.

 

Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, secara jangka panjang prospek emiten rokok masih negatif karena ekspektasi pasar di masa depan, regulasi terhadap rokok akan makin ketat dan pajak nya akan terus naik

Baca Juga: Tarif Cukai Naik, Emiten Rokok Tercekik

"Kalau kita lihat uptrend yang dialami beberapa emiten rokok seperti GGRM, sudah tidak berlaku dimana emiten tersebut lagi berada dalam flat trend sejak akhir awal bulan mei dimana prospek cuan dari pergerak saham nya tipis," kata Arjun

"Berarti ini akan memberi dampak negatif terhadap potensi pendapatan dan laba emiten rokok tersebut. Karena prospek bisnis nya kurang kondusif ini akan translasi ke harga sahamnya dimana emiten rokok mengalami tekanan dari sisi laba dan harga saham nya," Arjun Menambahkan

Meskipun kinerja beberapa emiten saham rokok  cukup baik selama tahun ini (1H2023), seperti contohnya GGRM yang mengalami kenaikan sebesar 53,47% selama 1H2023 secara YTD berdasarkan closing Juni 27, 2023 dan HMSP mengalami kenaikan 12,5%

Tetapi menurut Arjun, kenaikan tersebut merupakan hal yang wajar. "Kenaikan tersebut hanya technical rebound karena HSMP selama 2022 mengalami penurunana harga saham mereka sebesar 13% sedangkan GGRM sahamnya anjlok di tahun 2022 sebesar 41%,"

Menurutnya prospek jangka panjang emiten rokok memang kurang menarik atau kondusif , karena ekspektasi akan ada kenaikan cukai/pajak terhadap rokok yang makin ketat terhadap sektor tersebut yang akan memberi dampak negatif terhadap top line mereka

"Selain itu sentimen terkait rokok memang buruk seperti sentimen terkait investasi di sumber energi kotor seperti batu bara minyak dll. Karena alasan itu dan beberapa alasan yang lain ekspektasi nya laba emiten rokok juga akan makin menurun kalau lihat dalam waktu jangka panjang," tambah Arjun

Menurutnya, kalau mempertimbangkan dari sisi investor yang melihat prospek emiten secara jangka panjang, kesimpulannya adalah sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×