kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Prospek Bisnis Cisadane Sawit Raya (CSRA) di Sisa Akhir Tahun Ini


Minggu, 16 Oktober 2022 / 23:15 WIB
Begini Prospek Bisnis Cisadane Sawit Raya (CSRA) di Sisa Akhir Tahun Ini
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga referensi Crude Palm Oil (CPO) beberapa bulan belakangan ini menurunan tajam jika dibandingkan dengan 2020. Hal ini karena adanya pengaruh dari ketidakpastian makro ekonomi dan geopolitik. Adapun kemungkinan tarik ulur harga masih akan berlanjut di sisa akhir tahun ini dengan adanya kemajuan pada distribusi rantai pasok.

Melihat kondisi tersebut, emiten perkebunan kelapa sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) tetap akan menjalankan bisnis dengan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko. Pihaknya tetap optimistis harga CPO masih akan tetap tinggi di tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Cisadane Sawit Raya Iqbal Prastowo menjelaskan, pada kuartal III 2022 pihaknya tetap fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya di seluruh lini bisnis.

Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Sudah Serap Capex 65%, Bangun Pabrik Kelapa Sawit 2

Meskipun CSRA memiliki kinerja semester pertama yang menguntungkan, harga CPO terlihat cukup rentan dengan meningkatnya volatilitas akibat pengaruh dari ketidakpastian makro ekonomi dan geopolitik.

“Maka itu, Perusahaan akan tetap memprioritaskan untuk memperkuat pertumbuhan organik dengan mempercepat pembangunan Pabrik Kelapa Sawit  (PKS) kedua di kabupaten Tapanuli Selatan, serta penerapan teknologi perkebunan melalui mekanisasi pekerjaan kebun,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (16/10).

Lantas untuk mendukung hal tersebut, Iqbal mengatakan strategi utama CSRA tetap sama yakni implementasi strategi kontrol biaya serta penerapan operasional yang ramping.

“Lewat strategi ini diharapkan angka penjualan sampai akhir tahun bisa menembus angka psikologis Rp 1 triliun dengan laba bersih Rp 400 miliar,” ungkapnya.

Iqbal menjelaskan lebih lanjut, sebagai komoditas, harga CPO memang sangat tergantung dari kondisi penawaran dan permintaan di seluruh dunia




TERBARU

[X]
×