Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berharap bisa mendapatkan izin rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan April mendatang. Jika disetujui, rights issue itu akan dilakukan pada bulan Juni 2017, sebagai bagian dari proses restrukturisasi utang BUMI senilai US$ 2,6 miliar.
Sesuai kesepakatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), harga penerbitan saham baru itu Rp 926,16 per saham. Jika proses ini berjalan lancar, akan terjadi perubahan signifikan pada bagian neraca keuangan perseroan usai rights issue.
Ari S. Hudaya, Direktur Utama BUMI mengatakan, kerugian yang membebani perseroan ditambah dengan utang yang besar selama ini membuat BUMI mencetak ekuitas negatif (defisiensi modal). Ia memperkirakan, di pengujung 2016, total defisiensi modal yang dibukukan akan mencapai US$ 2,7 miliar.
Dengan tambahan ekuitas dari penerbitan obligasi konversi sebesar US$ 639 juta dan saham baru sebesar US$ 1,9 miliar, maka, total ekuitas BUMI di bulan Juni 2017 diperkirakan kembali positif sebesar US$ 81,2 juta. "Sehingga pada saat restrukturisasi ini selesai, BUMI akan kembali ke ekuitas positif," ujarnya, Kamis (23/2).
Dari laporan keuangan BUMI yang belum diaudit, BUMI mencetak laba bersih sebesar US$ 100,6 juta di tahun 2016, dibandingkan kerugian sebesar US$ 2 miliar pada tahun 2015 lalu.
BUMI memproduksi 86 juta ton batubara pada tahun 2016, naik dari tahun 2015 yang sebesar 81 juta ton. Sementara itu, BUMI memperkirakan produksi di tahun 2017 mencapai 96,32 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News