Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak menguat. Bahkan, pergerakannya sempat menembus level 5.700. Analis memperkirakan, penguatan ini masih akan berlanjut hingga tahun depan.
Dalam riset yang dirilis Selasa (24/11), JPMorgan mengungkapkan bahwa IHSG bisa bergerak menguat ke level 6.800 di tahun 2021. "Tim emerging markets equity strategy kami telah meningkatkan Indonesia menjadi overweight dari neutral," ungkap tim riset JPMorgan yang terdiri atas Henry Wibowo, Rajiv Batra, Pedro Martins Junior, Ajay Mirchandani, dan Arnanto Januri, Selasa (24/11).
Peningkatan itu mempertimbangkan sentimen positif yang mewarnai pasar, di antaranya ekspektasi kembalinya dana asing pasca pemilihan umum Amerika Serikat (AS). Selain itu, Omnibus Law diperkirakan bisa menarik foreign direct investment (FDI). Ini dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat rantai pasokan berikutnya di Asia untuk kendaraan listrik, baterai, cloud, ataupun hal lain.
Adanya penguatan rupiah dan penurunan tingkat suku bunga menjadi sentimen pendorong lainnya. Asal tahu saja, dalam 1,5 tahun terakhir pemotongan suku bunga acuan Indonesia mencapai 225 bps.
Baca Juga: Wall Street terhantam kenaikan klaim pengangguran dan kasus baru corona AS
Sementara itu, di tahun 2021 produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan bertumbuh 4%. Ini menjadi pemulihan dari PDB sepanjang tahun 2020 yang diprediksi tertekan 2,2%.
Mempertimbangkan hal ini, tim riset JP Morgan meningkatkan rekomendasi sektor financial dan material menjadi overweight. Di sisi lain, menurunkan staples alias barang konsumsi dan healthcare atau kesehatan menjadi netral.
Adapun investor dapat mencermati sektor value/cyclical seperti saham perbankan BBCA, BBRI dan saham infra/industrials seperti JSMR, INTP, dan UNTR.
JPMorgan juga mempertahankan overweight pada sektor komunikasi karena melihat profil risk-reward yang menarik, seperti TLKM. Untuk emiten berkapitalisasi pasar kecil dan menengah, JPMorgan cenderung menyukai sektor properti dan media.
Baca Juga: Penguatan tipis rupiah bisa berlanjut esok