Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya sentimen eksternal yang muncul selama libur Lebaran, membuat pergerakan pasar keuangan Tanah Air dirundung ketidakpastian. Apalagi, sentimen eksternal yang muncul bersifat negatif dan berpotensi menyeret pasar terkoreksi di awal pembukaan pasar besok (20/6).
Beberapa sentimen tersebut di antaranya, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve), kembali memanasnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mencabut stimulus, serta menanti hasil keputusan rapat Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 22-23 Juni di Wina yang cenderung bakal memangkas produksi minyak.
Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar memperkirakan, pasar keuangan akan mengalami koreksi pada perdagangan besok. Meskipun, kenaikan suku bunga acuan The Fed (FFR) sudah diantisipasi pasar sejak jauh-jauh hari. "Menariknya, kalau tiga tahun ke belakang bursa biasanya bullish setelah libur lebaran, kali ini bursa akan kembali tertekan," ungkap William saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/6).
Fenomena unik tersebut muncul lantaran, nilai tukar rupiah sempat tembus level Rp 14.000 per dolar AS selama periode libur Lebaran kemarin. Ditambah lagi, maraknya sentimen-sentimen negatif dari eksternal yang memungkinkan pasar akan kembali merah pada perdagangan besok. "MSCI juga ada koreksi sampai 3%-an, itu jadi sinyal bahwa kita (indeks) akan turun. Jadi ada turbulance sedikit dan ini akan berbeda di market," ungkapnya.
Ia berandai, apabila pasar global khususnya AS mengalami turbulance dan terkoreksi hingga 2% maka pasar Tanah Air akan terkoreksi hingga setengahnya. "Kita bisa terkoreksi setengahnya atau 1%, apalagi ini kemungkinan downside 1,5% level support-nya," jelasnya.
Namun, William optimistis dampak sentimen eksternal tersebut cenderung sementara. Apalagi, bulan ini masih ada beberapa sentimen positif yang bisa mendorong bursa ke zona hijau, meskipun diakui tahun ini bursa akan cenderung mengalami banyak turbulance.
"Juni ini titik-titik panasnya suku bunga, apalagi ada potensi kenaikan suku bunga The Fed hingga empat kali. Tapi sentimen positif seperti lebaran, pilkada, annual meetings IMF dan World Bank bisa membawa IHSG ke level 6.700 di akhir tahun," ujarnya.
Dengan keyakinan tersebut, Paramitra Alfa Sekuritas belum mengubah target IHSG hingga akhir tahun. Selain itu, kalaupun ada potensi koreksi, menurutnya itu menjadi saat yang bagus bagi investor untuk segera masuk.
Adapun beberapa saham dan sektor yang dianggap masih menarik hingga akhir tahun adalah CPO lewat saham TBLA, Industri keuangan seperti BBRI dan BBNI, serta sektor kontruksi dengan rekomendasi saham WSKT yang sering memberikan return hingga 50% saat musim pemilu.
Untuk perdagangan besok, William memperkirakan IHSG akan cenderung tertekan, dengan level support 5.903 dan resistance 6.023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News