Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Secara valuasi, Valdy memperkirakan price to earning ratio (PER) setelah IPO milik BSMT berada di kisaran 6,43 kali sampai 9,38 kali, dengan dan price to book value (PBV) sebesar 0,77 kali sampai 1,12 kali. Estimasi ini dengan asumsi perolehan dana maksimal dari IPO yang dilakukan BSMT.
“Kondisi ini juga membuat harga penawaran BSMT menjadi relatif atraktif jika dibandingkan dengan peers alias bank dengan market cap serupa,” kata Valdy.
Di tengah ramainya gelaran IPO, Valdy menegaskan calon investor perlu membaca prospektus yang dikeluarkan oleh calon emiten, setidaknya prospektus ringkas. Pasalnya, calon investor harus mengenal lebih dahulu emiten yang akan dibelinya sebelum melakukan pembelian.
Baca Juga: Sejumlah Pengusaha Tajir Ini Diklaim Borong Saham Berdikari Logistics (LAJU)
Dalam prospektus tersebut, calon investor dapat memperoleh informasi mengenai rencana penggunaan dana hasil IPO, strategi usaha, keunggulan kompetitif, outlook, faktor risiko, hingga kebijakan dividen dan kondisi keuangan terbaru.
“Yang pasti jangan sekedar ikut-ikutan atau seperti membeli kucing dalam karung, tidak ada salahnya untuk mengenali dulu calon emitennya sebelum memutuskan untuk berinvestasi di sana,” pungkas Valdy.
Sementara menurut Fajar, Investor perlu mencermati penggunaan dana hasil IPO, apabila akan digunakan sebagai ekspansif dan modal kerja maka akan positif terhadap kinerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News