kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,54   6,90   0.74%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban turun, laba bersih Sat Nusapersada (PTSN) melesat 110% jadi US$ 4,33 juta


Jumat, 04 Desember 2020 / 15:23 WIB
Beban turun, laba bersih Sat Nusapersada (PTSN) melesat 110% jadi US$ 4,33 juta
ILUSTRASI. Proses perakitan smartphone di PT Sat Nusapersada Tbk,


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) masih berhasil mencetak pertumbuhan bottomline hingga kuartal III-2020. Di sisi lain, perusahaan mencetak penurunan pendapatan bersih dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sampai akhir September 2020, pendapatan bersih tercatat turun 57% secara tahunan menjadi US$ 116,05 juta. 

Smailly Andy, Investor Relations PTSN mengatakan, hal tersebut disebabkan melemahnya lini bisnis industri perusahaan.

Seperti yang diketahui, perusahaan memiliki dua lini bisnis utama yakni segmen industri, dimana PTSN merakit perangkat smartphone, tablet dan perangkat telekomunikasi lainnya dari pelanggan dengan menempuh pembelian bahan baku sendiri.

Baca Juga: Tersengat corona, Sat Nusapersada (PTSN) tunda belanja modal dan ekspansi

Sementara segmen bisnis jasa perakitan, pelanggan PTSN yang merupakan vendor perangkat telekomunikasi telah menyediakan bahan baku, sehingga PTSN tinggal melakukan perakitan.

Smailly bilang, untuk segmen industri turun hingga 69% secara tahunan menjadi US$ 79,62 juta di kuartal ketiga tahun ini. "Penurunan tersebut lebih kecil dibandingkan lonjakan di jasa perakitan yang mencapai US$ 36,43 juta hingga kuartal ketiga 2020 atau naik 169% year-on-year," sebutnya saat paparan publik perseroan, Jumat (4/12).

Lebih lanjut Smailly menjelaskan, penurunan segmen industri tak terlepas dari efek pandemi yang berdampak pada bisnis customer PTSN. Salah satu kontributor besar segmen bisnis industri milik PTSN misalnya datang dari Murata Manufacturing Company, Ltd. yang menyumbang US$ 17,23 juta di triwulan ketiga tahun ini atau turun 30,4% secara tahunan.

Manajemen mengatakan PTSN merakit beberapa device khusus otomotif milik Murata. Sementara saat pandemi ini banyak negara yang lockdown dan market mobilnya turun drastis, sehingga mempengaruhi bisnis customer PTSN tersebut.

Sedangkan dari sisi segmen jasa perakitan, vendor smartphone Xiaomi yang menjadi customer PTSN berkontribusi US$ 14,77 juta terhadap pendapatan perseroan atau naik 246% secara tahunan. Penjualan vendor yang dikenal mengandalkan produk smartphone medium dan low end tersebut tampaknya membantu segmen jasa perakitan PTSN bertumbuh.

Baca Juga: Lewat Asus, Pegatron borong 10% saham treasuri PSTN senilai Rp 125,4 miliar

Adapun kata Smailly, dari sisi volume produksi PTSN, sampai dengan akhir September tahun ini perseroan mengklaim mampu mencatatkan pertumbuhan 48% year-on-year untuk smartphone dan 266% year-on-year untuk produk network dan smarthome. Sayangnya manajemen tak membagikan detil lebih lanjut jumlah volume tersebut.

Turunnya pendapatan perseroan di kuartal tiga tahun ini juga diikuti dengan penurunan beban pokok penjualan 61% secara tahunan menjadi US$ 101,04 juta. Sehingga laba kotor mampu terkerek naik 17% secara tahunan, alhasil PTSN di sembilan bulan pertama tahun ini mampu meraih laba bersih US$ 4,33 juta atau naik 110% year-on-year.

Selanjutnya: Sat Nusapersada (PTSN) optimistis mampu tumbuh hingga 10% di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×