Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum genap sepekan tahun berganti, peta kapitalisasi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergeser. Hingga Kamis (4/1), Bank Central Asia (BBCA) menggeser dominasi Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP) yang telah menjadi jawara kapitalisasi pasar di BEI sejak tiga tahun terakhir.
BBCA mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp 539,94 triliun, selisih Rp 8,37 triliun dibandingkan HMSP yang mencatatkan kapitalisasi senilai Rp 531,57 triliun.
Sejatinya, laju kapitalisasi BBCA cenderung melambat dibandingkan posisi akhir 2017 yang senilai Rp 539,93 triliun. Tapi hal itu jauh lebih baik dibandingkan HMSP. Di periode yang sama, kapitalisasi HMSP menguap hingga Rp 18,61 triliun dari posisi akhir 2017 senilai Rp 550,18 triliun.
Posisi ketiga hingga kelima tidak berubah dibandingkan akhir 2017, masing-masing ditempati Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Unilever Indonesia (UNVR).
Setidaknya, kelima emiten penguasa kapitalisasi pasar BEI ini memiliki bobot di atas 30% terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Peta kapitalisasi pasar juga tidak akan berubah banyak pada tahun ini.
Analis Henan Putihrai Liza Camelia Suryanata, menilai kelima saham berkapitalisasi pasar terbesar ini merupakan penggerak pasar modal lokal.
Kelima saham itu diprediksi masih akan bertumbuh. Investor asing kemungkinan tetap tertarik masuk ke saham berkapitalisasi jumbo. Ada beberapa katalis yang bisa mendorong asing masuk, misalnya pertumbuhan ekonomi membaik, harga komoditas menanjak dan situasi politik yang diharapkan kondusif.
Tahun ini, sektor perbankan diprediksi masih menjadi pilihan. Penurunan suku bunga dan meningkatnya konsumsi masyarakat dinilai akan menjadi penggerak sektor perbankan. Jadi, BBRI dan BBCA masih berpotensi mencatatkan kenaikan. Menurut Liza, saham perbankan masih menjadi tulang punggung IHSG.
HMSP dan UNVR juga tetap berpeluang bagus. "Apalagi dengan orientasi pemerintah kepada pemulihan daya beli masyarakat," kata Liza.
Analis First Asia Capital David Sutyanto juga menilai saham di sektor konsumer dan perbankan masih akan memimpin kapitalisasi BEI pada tahun ini. Alhasil, BBRI dan BBCA bakal tetap kokoh di posisinya saat ini.
Sementara saham batubara berpotensi menanjak dan bisa masuk 10 besar kapitalisasi pasar BEI. "PTBA kemungkinan naik tinggi lagi dan bisa masuk 10 besar," prediksi David.
Dari deretan saham jumbo, David dan Liza memilih BBRI yang masih memiliki ruang cukup luas untuk tumbuh. David memasang target Rp 3.900 dan Liza Rp 5.000 per saham.
David juga merekomendasikan beli BBCA dan Astra International (ASII).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News