Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) justru bersiap untuk melakukan pembelian kembali sahamnya (buyback). Tak tanggung-tanggung, emiten bank pelat merah itu menyiapkan dana hingga Rp 2,5 triliun untuk aksi buyback.
Sesuai aturan yang berlaku, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan lebih dari 20% dari modal disetor. Dengan ketentuan, paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor. Perseroan sudah menujuk Bahana Securities sebagai perusahaan perantara perdagangan efek untuk melaksanakan transaksi tersebut.
Sekretaris Perusahaan BBRI, Budi Satria mengatakan, keputusan ini merupakan strategi perseroan untuk ancang-ancang apabila harga saham melorot karena volatilitas pasar. Periode buyback akan dilakukan selama tiga bulan, sejak 12 Oktober 2015 sampai 12 Januari 2016 mendatang. Namun, bukan berarti BBRI akan langsung membeli saat ini ketika market tengah rebound.
"Jika pasar begejolak, kami sudah memiliki mekanisme antisipasi. Nanti akan ada simulasi di harga berapa kami mulai membeli," ujar Budi kepada KONTAN, Jumat (9/10).
Sejak Kuartal III 2015, kondisi ekonomi memang mengalami tekanan dan perlambatan, yang berimbas pada penurunan saham BBRI. Saat ini, harga saham BBRI memang mulai menghijau, seiring dengan masuknya dana asing. Pada Jumat (9/10), saham BBRI naik 5,76% dari perdagangan sebelumnya. ke level Rp 10.550 per saham. Tetapi, pada akhir September lalu, harga saham BBRI sempat menyentuh level Rp 8.300.
"Kami belum langsung akan membeli saat ini juga, tentu akan menunggu harga yang pas. Harga saham belakangan ini fluktuatif sekali, sehingga lebih baik memiliki dana untuk antisipasi," imbuhnya. Perseroan yakin, buyback bisa memberi manfaat buat pemegang saham dan juga perseroan.
Budi mengatakan, dana buyback ini akan berasal dari kas internal perseroan. Nantinya, saham yang sudah dibeli akan dibukukan sebagai treasury stock. Transaksi tersebut dinilai tidak memberi dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha BBRI. Pasalnya, perseroan memiliki modal kerja dan cashflow yang cukup.
Dengan asumsi seluruh dana buyback itu digunakan seluruhnya, maka, total aset perseroan per Juni 2015 akan berkuang dari Rp 773,3 triliun menjadi Rp 770,8 triliun.
Ekuitasnya juga akan turun menjadi Rp 99,7 triliun. Namun, laba per sahamnya bisa naik dari Rp 484,24 per saham menjadi Rp 490,12 per saham. Return on asset (ROA) akan naik dari 3,91% menjadi 3,912%. Lalu, Return on Equity (ROE) juga naik dari 29,22% menjadi 29,37%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News