Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Setelah melalui voting, rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin malam (17/6), akhirnya menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013. Konsekuensinya, harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pun segera naik.
Kenaikan harga BBM tersebut akan menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), karena inflasi meningkat. Tapi, analis menilai, sentimen harga BBM cuma akan membuat IHSG melemah dalam jangka pendek.
Sebab, kata Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas, Andy Ferdinand, skenario kenaikan harga BBM sudah diantisipasi pelaku pasar. Ia mencontohkan, saat harga BBM naik tinggi pada 2005 silam, IHSG hanya melemah sekitar satu bulan saja.
Muhammad Alfatih, analis Samuel Sekuritas Indonesia juga menduga, penurunan IHSG akan terjadi dalam waktu tiga bulan. Namun, sentimen kenaikan harga BBM ini akan mengangkat IHSG dalam jangka panjang.
Justru, kalau harga BBM bersubsidi tak jadi naik, imbuh analis Reliance Securities, Christine Natasya, akan memunculkan spekulasi ekonomi makro Indonesia memburuk karena defisit anggaran pemerintah yang kian membengkak. "Ini malah akan lebih menekan turun IHSG, karena asing akan buang barang," ujarnya.
Menurut analis, ada beberapa alasan IHSG dalam jangka panjang bisa terangkat. Antara lain, rencana lembaga pemeringkat menaikkan peringkat Indonesia terbuka lebar setelah harga BBM naik.
Dus, dana asing pun bisa kembali masuk bursa kita. "Lembaga pemeringkat asing seperti S&P dan Moody's lebih suka jika pemerintah menaikkan harga BBM," kata Andy.
Analis Minna Padi Investama Andre Setiawan menambahkan, jika harga BBM naik yang akan diuntungkan adalah emiten konstruksi dan infrastruktur seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Sebab, anggaran subsidi akan dialihkan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur.
Sebaliknya, saham yang berpotensi tertekan, kata Christine, saham sektor konsumer karena orang akan mengurangi konsumsi. Selain itu, sektor otomotif juga akan kena imbas. "Orang akan beralih ke motor yang lebih murah," imbuh Andre.
Para analis menilai, dalam jangka pendek IHSG berpotensi menembus support di 4.510-4.600. Dan jika level tersebut tersentuh, Alfatih menebak, IHSG akan mengarah ke 4.200. Tapi, sampai akhir tahun, dia masih yakin IHSG bisa kembali ke 5.250-5.300.
Selain harga BBM, analis juga menyarankan investor memantau kelanjutan program AS. Menurut Andre, sentimen ini akan berpengaruh besar ke bursa saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News