Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tengah menjajaki dua strategi untuk membayar utang. Pasalnya, pekan ketiga September 2013 nanti, utang BRMS dari Credit Suisse sebesar US$ 460 juta jatuh tempo.
Herwin W. Hidayat, Kepala Hubungan Investor BRMS menuturkan, perusahaan ini sedang menjajaki strategi pencarian pinjaman baru guna membayar utang (refinancing) utang Credit Suisse. Khawatir cara pertama mentok, BRMS mencoba bernegosiasi dengan Credit Suisse agar bersedia memperpanjang jatuh tempo kedua utang tersebut. "Diharapkan dengan ketentuan yang menguntungkan BRMS," kata Herwin kepada KONTAN, Selasa (3/9).
Utang BRMS ke Credit Suisse terpecah atas beberapa opsi. Lewat entitas anak usaha BRMS, PT Multi Daerah Bersaing (MDB), perusahaan ini meminjam dana US$ 360 juta yang terbagi ke dalam tiga fasilitas.
Utang fasilitas A senilai US$ 200 juta diperoleh 23 Maret 2010. Pinjaman ini dijamin dengan saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) milik MDB. Bunga obligasi mengaacu London Interbank Offered Rate (LIBOR) ditambah 7% per tahun.
Pada 1 April 2010, MDB dan Credit Suisse memperbarui perjanjian pinjaman. Lewat perjanjian baru itu, Credit Suisse memberikan fasilitas B senilai US$ 100 juta ke MDB.
Kedua belah pihak kembali menandatangani perjanjian pinjaman 16 September 2011. Kala itu, MDB meraih fasilitas C senilai US$ 60 juta dari Credit Suisse. Ketiga fasilitas tersebut bakal jatuh tempo pada 18 September 2013.
Tanggungan utang BRMS ke Credit Suisse tak hanya itu. BRMS juga secara langsung menanggung utang US$ 100 juta yang bakal jatuh tempo pada 19 September 2013.
Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 6% per tahun. BRMS harus membayarkan bunga ke Credit Suisse setiap tiga bulan sekali.
Utang yang diperoleh pada 14 Juni 2013 itu sebenarnya untuk kegiatan produktif, yaitu pengembangan tambang seng PT Dairi Prima Mineral yang berada di Sumatera Utara. Masalahnya, tambang tersebut hingga kini belum juga berproduksi.
Kondisi BRMS makin sulit lantaran dana kas dan setara kas perusahaan per 31 Maret 2013 hanya US$ 8,23 juta. Karena itulah, BRMS menempuh strategi membayar utang lama dengan utang baru atau meminta perpanjangan jatuh tempo kepada kreditur.
BRMS juga mempunyai strategi alternatif guna meraih dana segar, yaitu melepas anak usaha. BRMS berencana melepas seluruh saham Bumi Mauritania SA dan Tamagot Bumi SA senilai US$ 52,73 juta.
Rencana tersebut bagian dari strategi pengembangan potensi mineral di Indonesia. Sayangnya, manajemen BRMS enggan menjelaskan lebih detail rencana tersebut. "Penjualan konsesi bijih besi di Mauritania masih dijajaki lebih lanjut," ujar Herwin. Harga BRMS, kemarin, turun 3,52% menjadi Rp 137 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News