Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan membawa anak usahanya melantai di bursa. Adalah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk yang akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Adaro Minerals Indonesia akan menggunakan kode saham ADMR.
Asal tahu, ADMR merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan dan perdagangan batubara metalurgi melalui perusahaan anak dan menjalankan kegiatan usaha berupa jasa pertambangan dan jasa konsultasi manajemen.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, Adaro Minerals saat ini merupakan produsen batubara kokas keras satu-satunya di Indonesia.
Nadira melanjutkan, batubara kokas/metalurgi merupakan raw material dalam pembuatan besi baja.
“Kami meyakini bahwa prospek batubara metalurgi akan tetap positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya permintaan atas besi baja,” terang Nadira saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/12).
Mengutip laman e-IPO, dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan dan perdagangan batubara metalurgi tersebut, masing-masing dari lima anak perusahaan ADMR mempunyai konsesi tambang berdasarkan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, dengan total luas 146.579 hektare.
Baca Juga: Adaro Minerals Indonesia akan IPO, pasang harga penawaran di rentang Rp 100-Rp 125
Per tanggal 31 Agustus 2021, keseluruhan konsesi PKP2B tersebut memiliki sumber daya sebesar 980,0 juta ton dan cadangan sebesar 170,7 juta ton batubara metalurgi yang berkualitas tinggi.
Untuk tambang PT Maruwai Coal (MC) yang saat ini aktif, estimasi sumber daya dan cadangan menggunakan data topografi 25 Mei 2021. Kelima konsesi PKP2B tersebut merupakan bagian dari cekungan Kutei Atas (Upper Kutei Basin), yang memiliki endapan batubara metalurgi yang merupakan salah satu area greenfields terbesar secara global.
Pada tahun 2020, anak perusahaan ADMR memproduksi batubara sebesar 1,88 juta ton, atau 70% di atas produksi pada tahun 2019 yang sebesar 1,1 juta ton. Seluruh batubara yang diproduksi pada tahun 2020 merupakan batubara metalurgi jenis hard coking coal (HCC) dari konsesi Maruwai yang memulai produksi pada tahun 2019.
Konsesi Maruwai mengandung batubara HCC mid-vol kualitas tinggi dengan kandungan abu dan fosfor yang rendah.
Pada periode delapan bulan pertama 2021, anak usaha telah melakukan penjualan sebanyak 1,43 juta metrik ton batubara yang dikirim ke pasar internasional meliputi China, India, Jepang dan juga pasar domestik.
ADMR melalui perusahaan anak terus mengembangkan pasar batubara metalurgi dan bermaksud untuk meningkatkan produksinya seiring pertumbuhan penjualan. Di saat yang sama, ADMR juga terus melakukan investasi pada sarana pendukung dan fasilitas penambangan.
ADMR juga menyediakan jasa pertambangan melalui penyewaan crushing plant yang terletak di Wara, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dan berada di area tambang milik PT Adaro Indonesia (AI).
Alat crushing plant ini mulai dijalankan pada tahun 2019 yang berfungsi untuk menghancurkan batubara dan mengalirkan batubara ke area stockpile melalui ban berjalan. Crushing plant ini memiliki kapasitas 800 ton per jam dan saat ini alat tersebut disewakan ke Adaro Indonesia dengan target produksi sebesar 1 juta ton per tahun.
Dalam aksi korporasi ini, ADMR akan melepas 6,04 miliar saham atau setara dengan 15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Harga penawaran berkisar antara Rp100 sampai Rp125 per saham. Dus, ADMR memperoleh dana segar sebanyak-banyaknya Rp 756,07 miliar dari aksi korporasi ini.
Periode book building berlangsung sejak 9 Desember 2021 sampai 16 Desember 2021. Sedangkan perkiraan tanggal pencatatan saham ADMR di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2021 mendatang.
Baca Juga: IPO Adaro Minerals Anak Usaha ADRO, Setelah Meraih Laba Baru dibawa Masuk Bursa
Nadira optimistis, IPO yang dihelat ADMR akan diserap dengan baik oleh pasar. Hal ini karena Adaro Minerals memiliki value proposition yang menarik, yaitu sebagai satu-satunya produsen batubara kokas keras di Indonesia.
“Ditambah dengan prospek batubara metalurgi akan tetap positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya permintaan atas besi baja,” pungkas Nadira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News