Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pasokan batubara dunia terancam bertambah seiring dengan rencana pemerintah India yang ingin meningkatkan produksi dalam negeri. Melimpahnya pasokan semakin menekan harga di tengah permintaan batubara yang semakin lemah.
Mengutip Bloomberg, Senin (16/11) harga batubara kontrak pengiriman Desember 2015 di ICE Future Exchange flat di level US$ 52,35 per metrik ton. Angka tersebut hanya menguat 0,3% dari level terendah tahun ini di US$ 52,20 pada 20 Oktober lalu.
Di saat permintaan batubara global melemah negara India justru mendorong produksi batubara domestik. Hal ini dilakukan untuk menekan impor batubara yang digunakan sebagai tenaga pembangkit listrik.
Pemerintah India terus mendorong perusahaan batubara terbesar di negara itu, yakni Coal India Ltd untuk menggenjot produksi hingga dua kali lipat selama lima tahun mendatang. Pada kuartal III-2015, produksi batubara India meningkat 5,6% menjadi 108,2 juta ton. Sementara ekspor naik 10% menjadi 122 juta ton.
Laba bersih India Coal di kuartal III-2015 berhasil meningkat 16% menjadi 25,4 miliar rupee atau setara US$ 385 juta. Kenaikan tersebut seiring dengan dorongan kenaikan produksi dari pemerintah. Sementara penjualan naik 8,1% yoy menjadi 169,6 miliar rupee.
Badan Energi International memprediksi penggunaan batubara di India akan semakin meningkat sebagai andalan tenaga pembangkit listrik. Hal tersebut seiring dengan penambahan penduduk yang diperkirakan mencapai 315 juta orang hingga tahun 2040.
"Badan Energi Internasional juga memperkirakan India bisa menyalip China untuk menjadi importir batubara terbesar dalam lima tahun ke depan," ujar Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, Deddy Yusuf Siregar, Selasa (17/11).
Permintaan batubara di India diprediksi naik tiga kali lipat menjadi 1,3 miliar ton per tahun hingga tahun 2040.
Deddy melihat permintaan batubara di kawasan Asia Tenggara cukup tinggi. Dalam lima tahun ke depan, permintaan diprediksi naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 446 juta ton. Ekspor batubara Australia juga diperkirakan naik sebesar 11% menjadi 223 juta ton dari tahun 2014 hingga 2020.
"Walaupun batubara saat ini masih dalam tekanan karena kelebihan pasokan global dan masalah lingkungan, saya percaya permintaan akan tetap tumbuh dalam jangka menengah dan jangka panjang," lanjut Deddy. India dan Asia Tenggara diprediksi akan memimpin kenaikan permintaan batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News