Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara berada dalam tren bullish setelah menguat empat hari berturut-turut. Mengutip Bloomberg, Senin (13/1) pukul 17.35 WIB, harga batubara kontrak pengiriman Februari 2020 di ICE Futures menguat 1,52% menjadi US$ 77 per metrik ton. Ini juga jadi level tertinggi bagi si hitam sejak Agustus 2019.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, harga batubara masih berpotensi menguat karena dorongan dari sentimen eksternal. Katalis utama adalah penandatanganan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang diperkirakan terjadi di pekan ini.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, kedua negara sepakat menandatangani kesepakatan pada fase pertama pada Rabu (15/1). Jika sudah terealisasi, AS pun berjanji memangkas bea impor barang China.
Baca Juga: Harga Batubara Bakal Sulit Membara Tahun Ini
"Bea impor yang sebelumnya 15% untuk produk impor China senilai US$ 200 miliar akan diturunkan jadi 7,5%," kata dia, Senin (13/1).
Tercapainya kesepakatan dagang antara kedua negara menjadi stimulus bagi perekonomian global. Harga komoditas merangkak naik pasca munculnya isu kesepakatan dagang antara kedua negara. Tercapainya kesepakatan dagang juga akan meningkatkan kegiatan ekspor Impor.
Selain itu, pengunduran kesepakatan Brexit turut menjadi stimulus komoditas termasuk batubara. Mundurnya kesepakatan Brexit akan berpengaruh terhadap perekonomian di Inggris. Untuk mencegah resesi, ada kemungkinan Bank of England (BoE) menurunkan suku bunga.
“Saat bank sentral Inggris menurunkan suku bunga, perekonomian global akan meningkat secara signifikan,” ungkap dia.