kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,08   -1,47   -0.16%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batubara mahal, saham UNTR meroket


Senin, 28 Agustus 2017 / 19:43 WIB
Batubara mahal, saham UNTR meroket


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Harga komoditas batubara terus mendaki. Bahkan, pekan lalu, batubara Newcastle Coal kontrak September di ICE Futures Eropa mencapai angka tertinggi di US$ 98 per metrik ton. Walau sempat terkoreksi, secara year to date, harga batubara sudah melesat 25,96%.

Emiten tambang dan distributor alat berat tentu meraih keuntungan dari penguatan harga batubara. Lihat saja, kinerja saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang meroket 43,52% ytd ke posisi Rp 30.500 per saham, Senin (28/8).

"Secara tren, saham UNTR terus mengalami kenaikan imbas dari pergerakan harga batubara," jelas Reza Priyambadha, analis Binaartha Parama Sekuritas kepada KONTAN, Senin (28/8).

Apabila harga batubara terus stabil, maka UNTR jelas dapat mengecap cuan berlipat melalui produksi dan penjualan batubara. Tak hanya itu, diversifikasi bisnis UNTR yang mulai merambah ke bisnis listrik juga menjadi indikator stabilnya emiten ini.

Sepanjang semester I-2017, UNTR membukukan kenaikan pendapatan 30% yoy menjadi Rp 29,4 triliun. Peningkatan pendapatan ini terutama disebabkan kenaikan volume penjualan alat berat, kenaikan harga batubara dan kenaikan produksi batubara dan overburden removal.

Produksi batubara UNTR pada tujuh bulan pertama tahun ini tercatat terus bertumbuh. Produksi naik 5,4% yoy menjadi 62,4 juta ton dengan aktivitas bisnis jasa pemindahan tanah alias overburden removal naik menjadi 434,2 juta bank cubic metric (bcm)

Senada, Analis Valbury Sekuritas Indonesia Budi Rustanto melihat kesempatan UNTR mengecap cuan semakin kuat, bila harga batubara stabil di kisaran US$ 70 per ton hingga 2018. "Ini akan mendorong performa bisnis utama UNTR," paparnya dalam riset yang dirilis Kamis (24/8).

UNTR memang memiliki berbagai lini bisnis, terutama dari penjualan alat berat dan kontraktor pertambangan.

Di sisi lain, belakangan ini UNTR ikut merambah sektor konstruksi dan energi listrik. Proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati B garapan UNTR saat ini tengah memasuki tahap pembangunan. Dengan kapasitas 2x1.000 MW, proyek yang ditargetkan kelar pada 2021 ini merupakan bagian dari mega proyek listrik 35.000 MW pemerintah untuk area Jawa Tengah

Budi melihat hal tersebut sebagai sektor yang bakal memperkuat nilai rantai bisnis UNTR. Pasalnya, pembangkit listrik tersebut akan menyuplai sepertiga dari kebutuhan emiten yang total di 7-7,5 juta ton batubara.

Menurut Budi, penjualan batubara UNTR tahun ini diprediksi dapat mencapai 7,5 juta ton dengan margin yang besar akibat kenaikan harga batubara. Di tambah, produsen batubara PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM) yang baru diakuisisi diproyeksikan akan memulai uji coba produksi batubara pada akhir tahun ini. Alhasil pada pada saat tambang tersebut dapat bekerja dengan kapasitas penuh bakal memproduksi 1 juta ton pada tahun 2018.

Secara keseluruhan, Budi memprediksi UNTR akan mencatat penjualan Rp 57,29 triliun hingga akhir tahun ini dan laba bersih Rp 8,95 triliun. Bahkan hingga akhir  2018, pendapatan dapat melesat menjadi Rp 61,18 triliun. Sedangkan laba bersih pada 2018 dapat tumbuh hingga 7,8% menjadi Rp 9,65 triliun.

Budi menyarankan beli saham UNTR dengan mematok harga di Rp 33.000. Reza merekomendasikan beli saham UNTR dengan patokan harga akhir tahun di Rp 34.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×