kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

UNTR kerek target penjualan alat berat


Jumat, 25 Agustus 2017 / 08:10 WIB
UNTR kerek target penjualan alat berat


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) terus melesat. Perusahaan milik Grup Astra tersebut optimistis angka penjualan alat berat di akhir tahun ini bisa lebih tinggi dari proyeksi awal.

Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, mengatakan, UNTR merevisi naik target penjualan alat berat Komatsu di akhir tahun dari 3.000 unit menjadi 3.200 unit. Ini kedua kalinya UNTR menaikkan target penjualan alat berat di tahun ini.

Di awal tahun, UNTR memprediksi angka penjualan alat berat hanya mencapai 2.700 unit. Revisi ini sejalan dengan kinerja penjualan hingga Juli lalu. Pada periode tersebut, UNTR sudah menjual 2.061 unit Komatsu. Jumlah tersebut setara 64% dari target baru UNTR di akhir 2017.

Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, penjualan UNTR naik 70% dibandingkan periode yang sama di 2016, yakni sebesar 1.211 unit. Khusus di bulan Juli saja, penjualan Komatsu mencapai 310 unit, meningkat 18% dibandingkan penjualan di bulan Juni yang sebesar 263 unit.

Sara mengatakan, melejitnya penjualan UNTR disebabkan membaiknya industri batubara. "Karena tingginya permintaan, Komatsu juga akan memasok alat berat lebih banyak," ujar Sara kepada KONTAN, Kamis (24/8).

Sektor pertambangan tetap menjadi kontributor utama penjualan alat berat UNTR. Porsinya mencapai 51% terhadap total penjualan. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, penjualan ke sektor tambang hanya berkontribusi sebesar 24%.

Belanja modal

Tahun ini, UNTR menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 560 juta. Nilai belanja itu naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu senilai US$ 250 juta. Hingga paruh pertama 2017, UNTR telah menyerap 40% capex, atau setara US$ 224 juta. "Kebanyakan digunakan untuk kontraktor penambangan, seperti mengganti alat yang sudah usang," ujar Sara.

Sebagian besar belanja modal UNTR memang dialokasikan untuk segmen bisnis kontraktor pertambangan. Sementara sisanya dialokasikan untuk bisnis tambang dan konstruksi.

Sepanjang semester I-2017, UNTR membukukan kenaikan pendapatan 30% yoy menjadi Rp 29,4 triliun. Peningkatan pendapatan ini terutama disebabkan naiknya volume penjualan alat berat, kenaikan produksi batu bara dan overburden removal, serta meningkatnya rata-rata harga jual batu bara.

Adrianus Bias Prasuryo, Analis UOB Kay Hian, menilai, posisi penjualan UNTR sudah sesuai dengan ekspektasi. Menurut dia, UNTR mampu meraup pendapatan Rp 18,1 triliun dari segmen alat berat. Adapun realisasinya hingga semester I lalu sudah mencapai Rp 11,2 triliun.

Secara keseluruhan, Adrianus memprediksi UNTR akan mencatat penjualan Rp 56,89 triliun hingga akhir tahun ini. Jumlah ini meningkat 24% dibandingkan realisasi tahun lalu, Rp 45,54 triliun.

Menurutnya, UNTR punya peluang besar untuk menggapai target kinerjanya tahun ini. "Karena siklusnya, permintaan kontrak penambangan dan konstruksi akan lebih ramai mulai semester kedua," tulis Adrianus dalam riset 10 Agustus lalu.

Performa UNTR juga bakal didorong oleh segmen bisnis batubara. Apalagi jika harga batubara bisa tetap stabil. Adrianus yakin, UNTR bisa meraup pendapatan lebih besar dari segmen bisnis ini. "Setiap ada kenaikan harga batubara sebesar US$ 5 akan mengubah proyeksi pendapatan sebesar 4,3%," jelas dia.

Sehingga, Adrianus merekomendasikan buy UNTR dengan target harga Rp 31.500 per saham. Level harga tersebut mencerminkan price earning ratio (PER) sebesar 14,2 kali.Pada perdagangan kemarin, harga saham UNTR ditutup menguat 3,31% ke Rp 30.475 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×