Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga batubara masih dikelilingi sentimen positif untuk di tengah isu kenaikan produksi China. Hal tersebut akan menjaga prospek kenaikan harga batubara dalam jangka panjang.
Mengutip Bloomberg, Rabu (21/12) harga batubara kontrak pengiriman Januari 2017 di ICE Futures Exchange menguat 1,7% ke level US$ 88,95 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga batubara naik 8,5%.
Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, potensi kenaikan harga batubara dalam jangka panjang masih cukup besar. Salah satu pendukungnya adalah peran batubara sebagai alternatif energi pengganti minyak mentah.
Harga minyak mentah diprediksi menguat pada tahun depan setelah produsen minyak baik OPEC maupun non OPEC sepakat untuk membatasi produksi. Penguatan harga minyak akan turut mengangkat batubara.
Dukungan lain, datang dari konsumsi batubara Indonesia yang masih terbilang tinggi. Kementerian ESDM memperkirakan angka konsumsi batubara tahun ini akan mencapai 90,55 juta ton. Sedangkan angka produksi turun menjadi 343 juta ton tahun ini dibanding 461 juta ton pada tahun 2015. "Di tahun 2017, produksi batubara Indonesia diperkirakan akan turun lagi menjadi 413 juta ton," imbuh Deddy.
Memang saat ini negara China sebagai salah satu produsen sekaligus konsumen batubata terbesar di dunia kembali meningkatkan produksi. Produksi batubara di negeri Panda pada bulan November naik 13% dari bulan sebelumnya dan berada di angka tertinggi tahun ini yakni 10,26 juta ton. Sebelumnya, China sempat memangkas produksi sehingga membuat harga batubara melambung di atas 100%.
Tingginya harga batubara di China akhirnya membebani industri pembangkit listrik domestik. Dengan demikian, kenaikan produksi batubara China diharapkan mampu melemahkan kembali harga batubara. "Tetapi ketika harga turun, akan ada kenaikan dari sisi permintaan sehingga harga pun kembali naik," lanjut Deddy.
Terbukti, pada awal bulan ini harga batubara sempat turun ke level US$ 77,45 per metrik ton. Namun harga kembali bangkit di tengah isu kenaikan produksi China. Permintaan batubara yang kembali meningkat terutama untuk memenuhi kebutuhan pemanas di musim dingin mampu mendongkrak harga.
Deddy memprediksi harga batubara masih akan bergulir pada kisaran US$ 82,9 - US$ 90 per metrik ton hingga akhir tahun dan di US$ 80,00 - US$ 99,4 di kuartal pertama tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News