Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
PT BNP Paribas Investment Partners akan meluncurkan reksadana saham pada kuartal III tahun ini. Target dana kelolaan yang ingin BNP Paribas raih dari produk baru itu sebesar Rp 500 miliar hingga akhir tahun.
Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners, Vivian Secakusuma mengatakan, pihaknya telah memiliki produk reksadana saham yang cukup lengkap. BNP Paribas ingin memikirkan strategi agar produk barunya tersebut tidak tumpang tindih dengan produk yang sudah ada.
BNP Paribas kini memiliki delapan reksadana saham. Berdasarkan data PT Infovesta Utama per 28 Februari 2013, terdapat tiga produk dengan kinerja di atas rata-rata. Produk itu adalah BNP Paribas Inspira dengan kinerja 12,11%, BNP Paribas Maxi Saham 11,7% dan BNP Paribas STAR 11,66%.
Sepanjang 2012, BNP Paribas berhasil mencatatkan dana kelolaan sebesar Rp 36,24 triliun. Tahun ini, BNP Paribas hanya menargetkan pertumbuhan 10% dana kelolaan menjadi Rp 40 triliun.
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen juga berencana meluncurkan produk reksadana saham pada semester II. Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengaku masih mendiskusikan strategi produk barunya. Menurutnya, momentum merilis reksadana saham sudah tepat. Hal ini mengacu pada suku bunga yang relatif rendah dan indikator makro ekonomi yang mendukung kinerja saham.
Batavia menargetkan dana kelolaan produk baru ini Rp 150 miliar hingga akhir tahun. "Kami melihat investor masih menginginkan return menarik, tidak bisa hanya mengandalkan pasar uang atau obligasi saja," ucap Lilis.
Apalagi, tambah dia, institusi seperti dana pensiun menargetkan return double digit. Karena itu, investor tidak memungkinkan hanya memarkir uang di satu portofolio saja.
Menilik data Infovesta, kinerja reksadana saham Batavia cukup baik. Batavia Dana Saham Optimal misalnya, menorehkan return 13,93%. Diikuti Batavia Dana Saham 12,58% dan Batavia Dana Saham Syariah sebesar 12,72%. Sementara Batavia Dana Saham Agro masih cenderung tertekan dengan kinerja 2,04%. Produk ini belum bisa memperbaiki kinerjanya lantaran jatuhnya harga komoditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News