Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. SBN ritel ketiga tahun ini, yakni Saving Bond Ritel seri SBR011 rupanya laris manis dan jadi incaran masyarakat. Merujuk laman salah satu mitra distribusi, penjualan SBR011 pada hari ini, Jumat (27/5) hingga pukul 16.00 WIB sudah mencapai Rp 1,52 triliun.
Perolehan tersebut sudah memenuhi 30% dari target awal yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 5 triliun. Namun, hebatnya penjualan tersebut hanya perlu waktu dua hari saja mengingat masa penawaran SBR011 baru dibuka pada hari Rabu 25 Mei kemarin. Sementara tanggal 26 Mei merupakan hari libur nasional sehingga tidak ada transaksi penjualan.
Bahkan penjualan SBR011 ini jauh lebih laris dibandingkan seri SBR sebelumnya, yakni SBR010. Pada bulan Juni tahun lalu, setidaknya perlu tiga hari kerja bagi SBR010 bisa mencapai penjualan sebesar Rp 1,5 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha meyakini kupon SBR011 sebesar 5,5% dan bersifat floating menjadi faktor yang membuat SBR011 menarik bagi investor. Sebab, saat ini tingkat bunga deposito perbankan masih berada pada tingkat yang rendah, termasuk bila mengacu pada bunga penjaminan LPS sebesar 3,5%.
Baca Juga: Ditawarkan Hari Ini, Simak Alasan SBR011 Bakal Laris Manis
Di sisi lain, dengan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 bps pada 5 Mei kemarin, maka bunga SBR011 berpotensi meningkat apabila pada periode evaluasi di bulan 11 September 2022, BI 7 Day Repo Rate mengalami kenaikan.
“Potensi kenaikan BI7DRR menjadi signifikan dengan melihat tekanan dari sisi inflasi, khususnya data di AS yang telah mencapai 8,3% per April 2022,” kata Rudi kepada Kontan.co.id, Jumat (27/5).
Oleh karena itu, ia meyakini penyerapan SBR011 oleh masyarakat ke depannya masih sangat potensial. Apalagi, saat ini kondisi likuiditas yang masih tinggi juga akan semakin mendukung penyerapan SBR011.
Rudi mengatakan, Bank Mandiri berharap kuota nasional SBR011 yang diberikan pemerintah dapat mencukupi untuk mencapai target rencana penjualan yang sebesar Rp 1,25 triliun sampai dengan akhir penjualan 16 Juni 2022.
Sementara Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana menilai penjualan SBR011 seharusnya tidak akan kesulitan mencapai target awal yang hanya Rp 5 triliun. Apalagi, dengan kondisi likuiditas saat ini di mana dana perbankan seperti Dana Pihak Ketiga (DPK) industri yang sebesar 10,11% yoy, serta CASA yang relatif masih tinggi
Selain itu, dengan karakteristik kupon yang floating, maka investor dapat mengekspektasikan kenaikan kupon SBR011 ke depannya. Hal ini sejalan dengan tren kenaikan suku bunga global di mana Bank Indonesia juga akan mengambil langkah yang sama ke depannya. Oleh sebab itu, ia optimistis akan banyak masyarakat yang memburu SBR011 sebagai instrumen diversifikasi.
Baca Juga: Mencermati Efek Kenaikan Suku Bunga The Fed ke Indonesia
“Jika melihat likuiditas yang ada saat ini, serta kupon yang kompetitif, seharusnya penjualan SBR011 bisa mencapai Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun dengan mudah,” imbuh Fikri.
Sekadar informasi, penjualan dua SBN ritel sebelumnya, yakni ORI021 dan SR016 masing-masing berhasil mencapai Rp 25,1 triliun dan Rp 18,4 triliun. Saat itu, kupon ORI021 hanya sebesar 4,90%, sedangkan kupon SR016 sebesar 4,95%. Sementara seri SBR sebelumnya, SBR010 hanya mengumpulkan dana sebesar Rp 7,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News