Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) terus mendorong kemajuan bursa minyak sawit alias bursa Crude Palm Oil (CPO). Sejak terbentuk pada 13 Oktober 2023 lalu, keanggotaan bursa CPO sejauh ini sudah bertambah menjadi 35 perusahaan.
Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita mengungkapkan bahwa saat ini bursa CPO beranggotakan 35 perusahaan CPO, sejak transaksi perdana bursa CPO dilangsungkan pada 20 Oktober 2023. Untuk kontrak perdagangan CPO Futures (CPOTR) nilai transaksinya telah mencapai 1.930 lot atau setara 9.650 metrik ton dan saat ini terdapat 133 jenis kontrak CPO lokal yang diperdagangkan.
Ini artinya terdapat penambahan 17 perusahaan baru yang mengikuti jejak 18 anggota saat bursa CPO melaksanakan transaksi perdana. Jenis kontrak juga sudah bertambah pesat dari awalnya hanya 6 kontrak CPO yang diperdagangkan.
Olvy mengatakan, target transaksi CPO di tahun 2024 ini diharapkan dapat mencapai 1 juta metrik ton. Pada kuartal I-2024, transaksi CPO di Bursa CPO Indonesia diupayakan mencapai minimal 15%-20% dari target tersebut.
Baca Juga: Molor dari Target, Bursa CPO RI akan Meluncur Pertengahan Tahun 2024
“Sebagai langkah konkret pada 2024, diupayakan peningkatan likuiditas transaksi CPO di Bursa dengan mendorong pelaku usaha besar maupun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk bertransaksi di bursa,” imbuh Olvy saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/1).
Olvy menjelaskan, guna mendorong transaksi bursa CPO, Bappebti telah memperluas pelabuhan serah terima CPO fisik menjadi 19 pelabuhan melalui Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa. Pelabuhan tersebut adalah Dumai, Belawan, Meulaboh, Teluk Bayur, Pulau Baai, Panjang, Talang Duku, Boom Baru, Kijing, Bumiharjo, Bagendang, Trisaksi, Semayang, Maloy, Mamuju, Manokwari, Bintuni, Jayapura, dan Merauke.
“Dengan adanya 19 pelabuhan serah fisik CPO yang tersebar di wilayah Indonesia dari barat sampai timur, maka akan mempermudah proses pengiriman CPO dan membuat biaya kirim lebih efisien,” tambahnya.
Selain itu, Olvy menuturkan bahwa telah dilakukan penguatan sosialisasi ataupun pelatihan teknis kepada pelaku usaha dengan kolaborasi antara Bursa, Bappebti, KADIN, dan Asosiasi. Selanjutnya, Bursa CPO yang telah dibentuk didorong untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal, independen, adil, dan berintegritas.
“Penguatan kolaborasi antara Bappebti dengan Unit dan Kementerian terkait dan Asosiasi untuk mendorong pemberian insentif. Upaya yang lain akan didorong untuk transaksi CPO orientasi ekspor,” pungkas Olvy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News