Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diperkirakan masih mampu melanjutkan penguatan di tahun 2018. Meski masih dalam tren positif, namun analis mengingatkan pergerakannya tetap patut diwaspadai.
Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, mulai ada tarik menarik sentimen di tahun ini. Di antaranya seperti realisasi reformasi pajak Amerika Serikat (AS) dan juga kenaikan permintaan emas hingga rencana Rusia membuka perdagangan kontrak berjangka emas.
Menurutnya, World Gold Council telah memperkirakan dalam 18 bulan ke depan permintaan emas akan naik sekitar 850 ton - 900 ton. Salah satu potensi peningkatan permintaan datang dari Rusia.
Negeri pimpinan Putin itu mulai meningkatkan permintaan demi membuka kontrak berjangka emas. Jumlah cadangan emas Rusia diperkirakan akan mampu mendekati cadangan emas China.
Namun peluang penguatan tetap dibayangi sentimen negatif. Goldman Sach memperkirakan pada kuartal II 2018 emas akan berada di bawah level uS$ 1.200 per ons troi. Pergerakan emas diperkirakan akan mulai terimbas penerapan reformasi pajak yang diterapkan di Amerika Serikat (AS).
"Penerapan UU Pajak akan meningkatkan laba korporasi sehingga diperkirakan ekonomi AS akan lebih kondusif," timpalnya.
Diperkirakan emas akan berada pada kisaran US$ 1.300 – US$ 1.388 per ons troi. Mengutip Bloomberg Selasa (2/1) pukul 13.50 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2018 menguat 0,12% ke US$ 1.309,90 per ons troi. Sepanjang tahun 2017 harga emas naik 12,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News