kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak Investor Domestik, Pasar SUN Cenderung Stabil Saat Bunga AS Naik


Rabu, 28 September 2022 / 17:07 WIB
Banyak Investor Domestik, Pasar SUN Cenderung Stabil Saat Bunga AS Naik
ILUSTRASI. SUN masih berpotensi melemah seiring dengan prospek tren kenaikan imbal hasil US Treasury.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surat Utang Negara (SUN) Indonesia masih berpotensi melemah seiring dengan prospek tren kenaikan imbal hasil US Treasury. 

Direktur & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia Ezra Nazula mengatakan kenaikan suku bunga BI sekitar 50 bps dapat diantisipasi pasar walaupun secara keseluruhan sedikit mengejutkan pasar. 

"Sehingga membuat reaksi awal pasar obligasi adalah negatif. Walau demikian kami melihat langkah BI menaikkan suku bunga adalah sesuatu yang forward looking dan merupakan langkah yang tepat untuk menanggulangi inflasi kedepannya," ujarnya Ezra kepada Kontan.co.id, Rabu, (28/9).

Baca Juga: Tren Kenaikan Suku Bunga Berlanjut, Ekonomi Global Terancam Resesi

Ezra menjelaskan dampak kenaikan BI diharapkan temporer dan kenaikan yield masih relatif terbatas kebanyakan di tenor pendek.

"Yield 10 tahun yang masih terjaga di bawah level 7,5% sehingga memberi harapan volatilitas akan lebih terbatas, apalagi dengan BI menjalankan operation twist yang akan menjaga tenor panjang," ucap dia. 

Spread antara SBN 10 tahun dan US Treasury 10 tahun telah menyempit ke sekitar 340 bps yang menunjukkan resiliensi pasar obligasi Indonesia. 

"SBN dipegang oleh investor lokal sehingga sentimen global tidak menyebabkan volatilitas yang berlebihan seperti 5 atau 10 tahun sebelumnya," imbuh Ezra. 

Baca Juga: Imbal Hasil US Treasury Naik, Pasar Obligasi Indonesia Tertekan

Kenaikan suku bunga sebesar 50 bps diperkirakan dapat juga menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang sempat melemah setelah adanya kenaikan 75 bps dari The Fed. Ezra mengetakan, data inflasi/tenaga kerja AS dan arahan moneter The Fed akan tetap menjadi fokus pasar. Sedangkan untuk dalam negeri, angka inflasi akan menentukan arah suku bunga BI. 

"MAMI tetap menjalankan aktif manajemen untuk reksadana pendapatan tetap, mencari value dan tenor yang menarik untuk dapat memberikan nilai dan return terbaik untuk investor," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×